Penulis
Sebuah lukisan menggambarkan bagaimana Raden Ayu Lembah dihukum mati oleh ayahnya sendiri, Pangeran Puger, atas perintah Amangkurat III.
Intisari-Online.com -Selain rebutan kekuasaan, sejarah Mataram Islam juga diwarnai dengan skandal perselingkuhan.
Salah satu yang fenomenal adalah skandal perselingkuhan antara Raden Ayu Lembah dan putra Patih Sindureja bernama Raden Sukra.
Raden Ayu Lembah sendiri adalah istri Amangkurat III.
Yang bikin miris, Raden Ayu Lembah harus tewas di tangan ayahnya sendiri, Pagneran Puger, yang kelak kita kenal sebagai Pakubuwono I.
Raden Ayu Lembah tewas secara tragis setelah diduga serong dengan Raden Sukra, putra dari Patih Sindureja.
Bahkan kisah perselingkuhan mereka tercatat dalam babad tanah Jawi.
Ayu Lembah sejak muda sudah menikah dengan Raden Mas Sutikna, seorang Adipati Anom, seorang pewaris tahta Mataram Islam.
Raden Mas Sutikna adalah anak dari Amangkurat II.
Saat jadi penguasa Mataram, Raden Mas Sutikno bergelarSri Susuhunan Amangkurat Mas atau Amangkurat III.
Dengan begitu, Raden Ayu Lembah adalah seorang permaisuri.
Tapi nasib Raden Ayu Lembah tidak segemerlap gelarnya.
Meski bergelar permaisuri, Raden Ayu Lembah seolah dicampakkan oleh Amangkurat III.
Raden Ayu Lembah memutuskan pulang ke rumah orangtuanya, Pangeran Puger.
Ketika sedang duduk-duduk, dia melihat Raden Sukra dari kejauhan.
Dia terlihat begitu gagah dengan pakaian terbaiknya.
Berawal dari saling tatap, keduanya semakin dekat dan hubungan mereka semakin jauh saja.
Sementara di sisi lain, Amangkurat III semakin terlena dengan istri barunya, Rara Onje dari Banyumas.
Bagaimanapun juga, itu sangat mengganggu kondisi Raden Ayu Lembah.
Kenapa Amangkurat III menikah Rara Onje, dia berasalan bahwa Raden Ayu Lembah tidak bisa memuaskan hasratnya sebagai seorang istri.
Raden Ayu Lembah semakin jengkel, dia pun menulis surat, tidak mau kembali ke Kartasura.
Amangkurat III sontak marah, dia menuding Raden Ayu Lembah telah mengkhianatinya.
Dia kemudian meminta Pangeran Puger yang notabene adalah mertuanya sekaligus pamannya menghukum Raden Ayu Lembah.
Kondisi itu semakin buruk setelah ditemukannya surat cinta Raden Sukra kepada Raden Ayu Lembah.
Pangeran Pugen marah besar dan menyebut sang putri telah mencoreng nama besar keluarga karena telah melakukan serong.
Sebagai hukuman, Pangeran Puger memerintahkan tiga putranya menghukum Raden Ayu Lembah.
Dalam kondisi tak kuasa, mereka melaksanakan perintah Pangeran Puger: Raden Ayu Lembah tewas setelah dicekik oleh adik-adiknya.
Proses hukuman mati itu tergambar dengan jelas dalam sebuah lukisan yang sekarang menjadi koleksi digital Universitas Leiden.
Dalam lukisan itu juga digambarkan bagaimana dayang-dayang Raden Ayu Lembah juga ikut dihukum.
Mereka dijebloskan ke kadang macan dalam kondisi telanjang.
Raden Sukra sendiri dihabisi oleh orang suruhan Amangkurat III.
Peristiwa itu terjadi pada 1703, itu adalah tahun yang sama ketika Amangkurat III dinobatkan sebagai penguasa baru Mataram Islam menggantikan ayahnya.