Penulis
Intisari-online.com - Sahur adalah makanan yang dikonsumsi oleh umat Islam sebelum terbit fajar di bulan Ramadan.
Sahur merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW yang memiliki banyak keutamaan dan manfaat.
Namun, tahukah Anda bagaimana tradisi sahur pertama di dunia berawal dari perintah Allah SWT?
Pada saat itu, Allah SWT menurunkan ayat berikut:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُون
Artinya: \"Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, dan janganlah kamu campuri mereka (istri-istrimu) itu, sedang kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.\" (QS. Al-Baqarah: 187)
Ayat ini menjelaskan bahwa waktu puasa dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dan bahwa umat Islam diperbolehkan makan dan minum sebelum fajar.
Ayat ini juga melarang umat Islam untuk bersetubuh dengan pasangan mereka saat beri'tikaf di masjid.
Secara fisik, sahur membantu tubuh untuk mendapatkan energi dan nutrisi yang dibutuhkan selama berpuasa.
Sahur juga membantu menjaga kesehatan pencernaan, menghindari dehidrasi, dan menstabilkan gula darah.
Secara spiritual, sahur merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, serta menambah pahala dan keberkahan.
Baca Juga: Beginilah Ragam Keunikan Kuliner Sahur dari Berbagai Suku dan Budaya di Indonesia
Berdasarkan riwayat yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, sahur pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya pada tahun kedua Hijriyah.
Ketika mereka berpuasa di bulan Ramadan untuk pertama kalinya.
Saat itu, Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya berpuasa dengan cara yang berbeda dari sekarang.
Mereka berpuasa mulai dari terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar esok hari.
Namun, mereka tidak makan dan minum sebelum terbit fajar, melainkan hanya makan dan minum setelah terbenamnya matahari.
Hal ini membuat mereka merasakan kesulitan dan kelelahan, terutama bagi mereka yang tidak sempat makan dan minum sebelum terbenamnya matahari.
Mereka juga khawatir jika mereka tertidur sebelum makan dan minum, maka mereka tidak akan bisa berbuka puasa.
Nabi Muhammad SAW pun mengajarkan kepada para sahabatnya tentang sahur. Beliau bersabda:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً
"Makanlah sahur karena sesungguhnya dalam sahur itu ada berkah." (HR. Bukhari dan Muslim)
السُّحُورُ أَكْلَةٌ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
Baca Juga: Sahur Pakai Suling: Inilah Tradisi Unik Suku Baduy di Banten
Artinya: "Sahur seluruhnya adalah berkah. Janganlah kalian meninggalkannya, meskipun hanya dengan meneguk seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur." (HR. Ahmad)
Dari hadis-hadis di atas, kita dapat mengetahui bahwa sahur pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Allah SWT dan sebagai cara untuk mempermudah ibadah puasa.