Inilah Sosok Manusia Terkaya Sepanjang Sejarah Umat Manusia, Berbagi Emas Terlalu Banyak ke Fakir Miskin Sampai Inflasi

Ervananto Ekadilla

Penulis

Inilah Manusia Terkaya Sepanjang Sejarah Umat Manusia, Berbagi Emas Terlalu Banyak ke Fakir Miskin Sampai Inflasi. Mansa Musa

Intisari-Online.com-Inilah Manusia Terkaya Sepanjang Sejarah, Berbagi Emas Terlalu Banyak ke Fakir Miskin Sampai Inflasi.

Ternyata ada saingan CEO Amazon, Jeff Bezos sebagai orang terkaya di dunia.

Sosok manusia terkaya yang mengalahkan Jeff Bezos adalah pria bernama Mansa Musa.

Ia dikenal sering berbagi emas ke fakir miskin.

Jeff Bezos disebut orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih US$ 182,1 miliar atau setara Rp 2,604 triliun.

Tapi, sebenarnya kekayaan Jeff Bezos masih kalah jauh dari Kaisar Afrika Musa I dari Mali.

Time melaporkan, Musa I dianggap sebagai orang terkaya sepanjang masa, "lebih kaya daripada yang bisa dijelaskan siapa pun".

Secara harfiah, kekayaannya tidak dapat dihitung.

Penulis Time, Jacob Davidson menulis, "Tidak ada cara untuk menghitung kekayaannya secara akurat,"

Apalagi, kekayaannya berasal dari kesaksian yang telah berusia berabad-abad.

Mansa adalah sebutan orang Mandinka (kelompok etnis Afrika Barat) untuk "sultan" atau "kaisar".

Mansa Musa memerintah Kekaisaran Mali pada abad ke-14.

Bahkan, tanahnya sarat dengan sumber daya alam yang menguntungkan, terutama emas.

Dia juga seorang pemimpin militer yang sukses, setelah merebut 24 kota, menurut "Empires of Medieval West Africa: Ghana, Mali, and Songhay" karya David C. Conrad.

Tetapi, keyakinannya sebagai umat Islam yang mendorongnya untuk menunaikan ibadah haji ke Mekah pada 1324.

Sehingga, memperlihatkan kekayaannya yang luar biasa kepada dunia luar.

DiberitakanBusiness Insider, Musa Keita I berkuasa pada 1312.

Pada saat itu, sebagian besar Eropa sedang berjuang menghadapi penurunan produksi emas dan perak.

Sementara, banyak kerajaan Afrika berkembang.

Saat berkuasa, Mansa Musa memperluas perbatasan kerajaannya secara besar-besaran.

Dia mencaplok kota Timbuktu dan membangun kembali kekuasaan atas Gao.

Secara keseluruhan, kerajaannya membentang sekitar 2.000 mil.

Mansa Musa bertanggung jawab atas banyak tanah.

Sebagai gambaran, dia menguasai semua (atau sebagian) Mauritania, Senegal, Gambia, Guinea, Burkina Faso, Mali, Niger, Nigeria, dan Chad.

Seluruh dunia mengetahui keberuntungannya yang besar pada 1324.

Saat itu, dia melakukan perjalanan haji hampir 4.000 mil ke Mekah, untuk memenuhi salah satu dari lima rukun Islam.

Dia tidak melakukannya dengan biaya murah.

"Bukan orang yang bepergian dengan anggaran terbatas, dia membawa karavan yang membentang sejauh mata memandang," lapor Smith.

Karavan Mansa Musa dilaporkan berkekuatan 60.000 orang, dikatakan mencakup 1.000 petugas, 100 unta sarat dengan emas, banyak musisi pribadi kaisar, dan 500 budak yang membawa tongkat emas.

Sejarawan kontemporer, Ibn Khaldun kemudian mewawancarai salah satu teman seperjalanan kaisar.

Pria itu menyatakan, "di setiap pemberhentian, dia akan menghibur kami dengan makanan langka dan kembang gula,"

"Peralatan dan perabotannya dibawa oleh 12.000 budak wanita pribadi, mengenakan gaun brokat dan sutra Yaman,"

Mansa Musa juga tidak pelit soal kekayaannya.

Dia sering memberikan hadiah kepada pejabat yang dia temui.

Saat singgah di Kairo, dia menghabiskan begitu banyak emas untuk orang miskin.

Sehingga, menyebabkan inflasi massal.

Perjalanan yang luar biasa ini membuat pamor Mansa Musa meroket di dunia saat itu.

Dia dimasukkan dalam Atlas Catalan 1375, salah satu peta dunia paling penting di Eropa Abad Pertengahan.

Berita kekayaannya tersebar di seluruh Mediterania.

Akhirnya, ziarah mewah kaisar membentuk pandangan Eropa tentang Mali sebagai "tempat kemegahan, kekayaan, dan kecanggihan," tulis sejarawan Chris Strobel.

Tapi, ada sisi gelap dari perhatian baru ini.

Kepentingan Portugis di Mali, pada akhirnya akan memanifestasikan dirinya dalam serangan laut terhadap kekaisaran yang dimulai pada abad ke-15.

Sementara, Mansa Musa terkenal dengan emasnya saat ini.

"Kekayaannya yang melimpah, hanyalah sebagian dari warisannya yang kaya," lapor Jessica Smith, dalam pelajaran asli TED-Ed.

"Kekayaan materi bukanlah satu-satunya perhatian raja," lapor Smith.

"Sebagai seorang Muslim yang taat, dia menaruh minat khusus pada Timbuktu."

Dia melakukan urbanisasi kota Timbuktu dengan membangun sekolah, masjid, dan universitas besar.

Ia juga membangun Masjid Djinguereber yang legendaris di Timbuktu, yang hingga kini masih berdiri tegak.

Setelah memerintah selama 25 tahun, Mansa Musa wafat pada 1337.

Baca Juga: Punya Harta Rp627 Triliun, Ini3 Fakta Raja Vajiralongkorn, Raja Terkaya di Dunia

Artikel Terkait