Kisah Kiska Orca Paling Kesepian, Mati Usai Belasan Tahun Hidup Sendiri

Dwi Nur Mashitoh

Penulis

Kisah Kiska, orca paling kesepian di dunia yang mati usai hidup sendirian selama belasan tahun di penangkaran

Intisari-Online.com - Kiska, ikan paus yang dijuluki orca paling kesepian di dunia mati di usia 47 tahun.

Kiska mati di penangkaran MarineLand, Kanada pada 9 Maret 2023 lalu.

Sebelum mati, pihak MarineLand menyebut kesehatan mamalia laut itu menurun beberapa minggu sebelumnya.

"Tim dan ahli perawatan mamalia laut melakukan segala yang mungkin untuk mendukung kenyamanan Kiska dan akan berduka atas kehilangannya," kata perwakilan mereka, dikutip dari The Sun.

Sejak dibuka pada 1962, MarineLand telah menangkar 26 paus orca.

Dimana 20 diantaranya mati di kolam mereka sedangkan sisanya diperdagangkan atau diberikan ke tempat lain.

Kiska sendiri ditangkap di Samudra Atlantik Utara pada 1979 saat ia masih berusia 3 tahun.

Ia lantas ditempatkan di sebuah akuarium di Islandia bersama empat orca lainnya, termasuk Keiko yang membintangi film Free Willy.

Tak butuh waktu lama sampai akhirnya Kiska dan Keiko dijual ke MarineLand.

Melansir dari Daily Mail via Kompas.com, Keiko selanjutnya dijual ke taman hiburan di Meksiko.

Namun, ia akhirnya diselamatkan, direhabilitasi dan dilepas kembali ke laut di dekat Islandia.

Keiko mati pada 2003 saat usianya 27 tahun karena pneumonia di teluk Norwegia.

Nasib berbeda dialami Kiska yang berada di MarineLand hingga akhir hayatnya.

Kelompok hak-hak hewan People for the Ethical Treatment of Animals PETA menggambarkan Kiska sebagai orca paling kesepian di dunia yang hidupnya diwarnai dengan tragedi demi tragedi setelah kematian anak-anaknya.

Di taman hiburan itu, Kiska sempat melahirkan lima anak.

Sayang, anak-anak Kiska mati sebelum usia mereka mencapai tujuh tahun.

Sejak 2011, Kiska hidup seorang diri di akuarium MarineLand.

Sebagai mamalia yang membutuhkan kehidupan sosial, Kiska dibiarkan tinggal sendiri di akuarium tersebut.

Ia terisolasi dari hewan lain, bahkan sesama orca.

Dalam rekaman, Kiska sering terlihat berenang berputar-putar di dalam tangkinya.

Para peneliti dan aktivis menilai Kiska tertekan akibat mengalami gangguan mental dan fisik karena terlalu lama dikurung.

Aktivis hewan Phil Demers menyebut hal itu "sama saja dengan penyiksaan terhadap makhluk sosial seperti orca".

Mantan karyawan MarineLand ini mengungkap kondisi Kiska memburuk selama 10 tahun terakhir.

Ia menyebut, Kiska berulang kali terlihat berenang di kolamnya "dengan cara yang persis sama, bahkan berhenti sebentar di air dangkal untuk berguncang tak menentu".

Phil yang melaporkan ke media mengklaim hal itu merupakan kesalahan MarineLand sedekade lalu.

Diketahui, MarineLand telah diperiksa 160 kali sejak Januari 2020.

Brent Ross selaku juru bicara kementerian umum pengacara wilayah Kanada menyebut pemeriksaa itu merupakan pekerjaan Layanan Kesehatan Hewan untuk memastikan standar perawatan dipenuhi berdasarkan undang-undang.

Kematian Kiska meninggalkan duka mendalam bagi dunia fauna.

Pengacara Camille Labchuk, direktur eksekutif Animal Justice, mengatakan: "Sungguh memilukan mengetahui bahwa Kiska tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk dipindahkan ke tempat perlindungan paus, dan merasakan kebebasan yang sangat pantas dia dapatkan."

"Sementara tidak ada orca lain yang harus menderita kekejaman penangkaran di Kanada lagi, kami menuntut keadilan atas apa yang dialami Kiska di tangan MarineLand."

"Kami menyerukan otoritas provinsi untuk mempublikasikan hasil post-mortem, dan menuntut Marineland atas tekanan yang tidak sah yang dialami Kiska selama tahun-tahun terakhirnya."

Baca Juga: Duka Paus Orca yang Bawa Mayat Bayinya Melintasi Laut Ratusan Kilometer Selama 3 Hari

(*)

Artikel Terkait