Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santosa meminta masyarakat waspada.
Pasalnya akibat hal itu, bisa menyebabkan potensi banjir lahar dingin di sejumlah sungai berhulu Merapi.
Terlebih dibarengi dengan rentetan erupsi merapi dan hujan lebat.
Hal itu menyebabkan volume kubah terpangkas.
Menurut catatan BPPTKG, rentetan eruspi menyebabkan volume kubah barat daya sebelum 11-12 Maret tercatat 2.75.100 meter kubik kini terpangkas.
Hanya menjadi 1.072.800 meter kubik usai dilaporkan terpangkas.
Ini meyebabkan volume kubah barat daya saat ini terukur sebesar 1.686.200 meter kubik.
Sementara volumen kubah tengah sebesar 2.312.100 meter kubik.
Menurut laporan terakhir, Gunung Merapi memuntahkan awan panas dua kali pada Jumat (17/3).
Awan panas itu terjadi pukul 18.07 dan 19.30 WIB, dengan jarak luncur 1,3 kilometer ke barat daya atau Kali Bebeng.
Adapun hujan di kawasan Yogyakarta, menyebabkan sejumlah dampak yang cukup parah.
Antara lain pohon tumbang yang menuntup akses jalan di Ring Road Utara.
Kemudian baliho juga tumbang menutup askses jalan di kawasan itu, juga merusak belasan rumah warga, termasuk atap gedung DPRD Sleman.
Sementara itu, pada malam harinya Yogyakarta juga diguncang dengan gempa bumi berkeuatan 5,2 M di Kulon Progon.
Namun gempa tersebut dilaporkan tidak berpotensi tsunami.
Meski demikian, gempa tersebut sempat memicu kepanikan warga Yogyakarta.