Penulis
Intisari-Online.com - Setelah hampir 30 hari menghilang, pilot pesawat Susi Air Kapten Philip Mark Mertens (37) akhirnya muncul.
KaptenPhilip muncul dalam sebuah video pendekdi mana dia disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Dilansir dari kompas.com pada Minggu (12/3/2023),video itu pertama kali disebarolehSebby Sambom,Juru Bicara TPNB-OPM (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka).
Dalam video itu terlihat Kapten Philip bersamaEgianus Kogoya, pimpinan KKB dan sejumlah anggota KKB lainnya.
Dia juga terlihat membacakan pesan terkait agar PBB melakukan negosiasi dengan Indonesia agar Papua bisa merdeka.
Hingga saat ini, aparat kepolisian tengah menyelidiki keaslian dari video tersebut.
Jika benar, maka TNI dan Polri akan berusaha melakukanoperasi penyelamatan terhadap Kapten Philip.
Seperti diketahuiEgianus Kogoya merupakan salah satu pemimpin KKB dan dikenal sering melakukan aksi ekstrim.
Di mana kelompok ini diperkirakan berjumlah 50 orang dan masing-masing dari mereka memegang senjata militer yang cukup canggih.
Bisa Anda lihat dalam video Kapten Philip bahwa anggota KKB memegang senapan yang sering dipakai anggota TNI dan Polri.
Meski begitu,Egianus Kogoya rupanya pernah mengatakan bahwa dia takut jika berperang dengan TNI.
Baca Juga: Terkepung Ancaman KKB, Kota di Papua Ini Malah Bikin Minder Kota-kota Indonesia
Pernyataan itu dia sampaikan pada tahun 2018 silam melaluiakun facebook TPNPB.
Katanya, dia tidak ingin berperang melawan TNI. Apalagi jika mereka menggunakan helikopternya.
Ada alasan mengapa pemimpin KKB itu mengatakan hal itu.
Diketahui TNI memang memiliki beberapa jenis helikopter yang canggih.
Contoh, TNI AD mempunyai 8 unit helikopterApache Guardian AH-64E buatan Amerika Serikat (AS).
Ini bukan sembarang helikopter. Di mana di ASEAN, Indonesia adalah negara kedua yang memiliki helikopter canggih ini.
Lalu adahelikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam (AKS).
Sama hebatnya denganhelikopterApache,helikopter AS565 ini bisa beraksi dalam segala medan.
Termasuk dalam kondisi panas dan di ketinggian.
Diketahui KKB bermarkas di tengah hutan Papua, dengan adanya helikopter ini, maka sebenarnya TNI bisa saja langsung menyerang mereka.
Akan tetapi seperti yang dikatakan oleh Panglima TNI Marsekal Yudo Margono, KKB menyaru bersama masyarakat Papua lainnya.
Jadi mereka tidak bisa langsung menyerang karena takut akan melukai warga seitar.