Setiap Gundik-gundiknya Hamil, Raja Shaka Zulu Tanpa Segan Lakukan Hal Mirip Firaun Ini!

Ervananto Ekadilla

Penulis

Gilanya Raja Shaka Zulu, Setiap Gundik-gundiknya Hamil, Ia Tanpa Segan Lakukan Hal Mirip Firaun Ini.

Suar.ID -Gilanya Raja Shaka Zulu, Setiap Gundik Hamil, Ia Tanpa Segan Lakukan Hal Mirip Firaun Ini.

Di Benua Afrika, ada satu nama yangsering diingat adalah Raja Shaka.

Raja Shaka merupakan pendiri Kekaisaran Zulu pada dekade awal abad ke-19.

Diberitakan thevintagenews.com, Shaka lahir dan dibesarkan di tenggara, yang sekarang disebut Afrika Selatan.

Pemerintahannya berjalan singkat, namun penuh gejolak dan kekerasan.

Meski begitu, ia menyatukan ratusan kepala suku Nguni yang independen.

Shaka lahir sekitar tahun 1787.

Ia merupakan putra Senzangakhona.

Senzangakhona saatitu menjadi kepala suku kecil yang dikenal sebagai Zulu.

Sementara, ibu Shaka dipanggil Nandi.

Dia bukan istri sah Senzangakhona.

Keduanya diusir dari rumah Senzangakhona.

Lalu, mereka pindah untuk tinggal di antara orang-orang Langeni.

Menjadi anak haram, tentu bukan hal yang mudah untuk dilalui di sekitar suku Nguni.

Sebagian besar masa kecilnya, Shaka diintimidasi ke mana pun dia pergi.

Setelah beberapa lama bersama suku Langeni, ibu dan anak itu akhirnya pindah lagi.

Kali ini, mereka tinggal di antara orang-orang Mthethwa yang dipimpin oleh Kepala Dingiswayo.

Di sini, Shaka segera menguasai berbagai taktik dan strategi di medan perang.

Memiliki tubuh prajurit yang sempurna dan juga bakat diplomatik yang luar biasa, ia dengan cepat naik pangkat.

Dia akhirnya menjadi komandan utama.

Setelah ayah Shaka meninggal sekitar 1816, Kepala Dingiswayo membantu murid mudanya mengusir dan membunuh kakak laki-lakinya di desa Zulu.

Akhirnya, Shaka menjadi penguasa.

Pada titik ini, orang Zulu adalah kelompok yang sangat kecil.

Mereka berjumlah tidak lebih dari 1.500 orang.

Namun, semuanya mulai berubah di bawah pemerintahan Shaka.

Shaka terus menguji pengetahuan militernya.

Dia pun menaklukkan satu suku tetangganya ke suku lainnya.

Keberhasilan militer datang dengan cepat ke Shaka.

Pasalnya, ia luar biasa dalam mengatur pasukannya.

Resimennya dipersenjatai dengan senjata baru yang disebut assegais.

Assegais adalah jenis tombak pendek, tetapi dengan bilah yang panjang.

Senjata ini hampir selalu mematikan bagi musuh.

"Kemenangan atau kematian" selalu dia teriakan kepada para prajuritnya, pasukan Zulu.

Hal ini untuk mendorong mereka sebelum melakukan kampanye baru.

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak suku yang berasimilasi di bawah Zulu.

Pada 1823, suku Zulu menguasai wilayah seluas 11.500 mil persegi yang tersebar di sepanjang pantai Samudra Hindia.

Namun, keadaan menjadi tidak terkendali, setelah ibunya, Nandi, meninggal pada 1827.

Awalnya, dia menjadi mudah marah.

Lalu, kemarahan Shaka berubah menjadi kegilaan.

Bahkan, dia membunuh ratusan Zulu.

Dia juga memerintahkan semua wanita yang membawa bayi serta pasangannya dihukum mati.

Lebih jauh lagi, dia tidak mengambil istri sah.

Lantaran, ia khawatir, ahli waris tahta akan berencana untuk melawannya.

Bahkan jika seorang gundiknya hamil, dia akan dieksekusi.

Hal ini mirip seperti Firaun di zaman Musa yang menghendaki setiap bayi laki-laki yang lahir untuk dihabisi.

Perbuatannya yang semakin gila, membuat Kekaisaran Zulu mengalami keruntuhan.

Bahkan, pembunuhannya tak terhindarkan.

Pada September 1828, saudara laki-laki Shaka sendiri maju untuk membunuhnya.

Setelah membunuh Shaka, salah satu dari mereka menjadi raja baru orang Zulu.

Baca Juga: Punya Harta Rp627 Triliun, Ini3 Fakta Raja Vajiralongkorn, Raja Terkaya di Dunia

Artikel Terkait