Penulis
Intisari-Onine.com - Jika Anda penggemar film dengan tokoh utama para vampir, 'Blood: The Last Vampire' mungkin akan menjadi film yang menarik untuk ditonton.
Film Blood: The Last Vampire akan tayang pada malam ini (10/3/2023) pukul 23.00 di GTV.
Film tersebut merupakan prosuksi bersama internasional dari Prancis, Hong Kong, Cina, Jepang, dan Amerika Serikat.
Rilis pada 2009 di Jepang, film Blood: The Last Vampire dibintangi Jun Ji Hyun, aktris ternama asal Korea Selatan.
Menceritakan tentang tokoh Saya (Jun Ji Hyun), manusia setengah vampire yang berusia 400 tahun dengan penampilan gadis muda yang cantik.
Meski tampak seperti gadis biasa, nyatanya Saya adalah seorang Samurai yang memiliki misi untuk memusnahkan iblis.
Ia hadir di sekolah pangkalan militer, menyamar sebagai salah satu murid di sana, untuk misi tersebut.
Sosok yang jadi incaran utamanya adalah Onigen, iblis paling kuat yang dapat berubah bentuk menjadi apapun dan hampir tidak terkalahkan.
Onigen merupakan sosok yang memimpin kawanan para iblis.
Dalam menjalankan misinya, Saya yang bekerja untuk sebuah organisasi bernama 'Council', mengandalkan keterampilan pedangnya untuk memusnahkan para iblis.
Mampukah Saya menyelesaikan misinya dan mengalahkan pemimpin kawanan iblis itu? Anda dapat menyaksikannya dalam film Blood: The Last Vampire malam ini.
Baca Juga: Diangkat Jadi Film, Ini SejarahShark Island, Benarkah Pulau Berbahaya?
Bagaimana Asal-usul Legenda Vampir?
Film Blood: The Last Vampire merupakan salah satu film yang mengusung sosok vampir sebagai tokoh utamanya.
Ada banyak film terkenal lain yang menampilkan sosok dalam mitologi dan legenda yang terkenal di dunia tersebut.
Seperti film terkenal Twilight, Underworld, Priest, hingga film animasi Hotel Transyvania.
Film-film dengan tokoh para vampir tersebut mungkin jadi salah satu film favorit Anda.
Tapi, tahukah Anda tentang asal-usul legenda makhluk mitos tersebut?
Melansir history.com, kebanyakan orang mengasosiasikan vampir dengan Count Dracula, subjek legendaris penghisap darah dari novel epik Bram Stoker, Dracula.
Novel Dracula karya Bram Stoker sendiri diterbitkan pada tahun 1897.
Namun, diketahui sejarah vampir dimulai jauh sebelum Stoker lahir.
Ada pula sosok yang dikaitkan dengan asal usul nama Count Dracula yang diciptakan Bram Stoker.
Disebut-sebut bahwa nama tersebut berasal dari Vlad Dracul yang juga dikenal sebagai Vlad the Impaler.
Baca Juga: Tragisnya Nasib Nyai Dasima, Gundik Kaya Raya Yang Mayatnya Ditemukan Di Kali Ciliwung
Vlad the Impaler sering dianggap sebagai salah satu penguasa terpenting dalam sejarah Wallachian dan pahlawan nasional Rumania
Dia memerintah Walachia, Rumania, dari 1456-1462.
Beberapa sejarawan menggambarkannya sebagai penguasa yang adil—namun sangat kejam—yang dengan gagah berani melawan Kekaisaran Ottoman.
Konon, dia mendapatkan julukannya karena cara favoritnya untuk membunuh musuhnya, yaitu dengan menusuk mereka di tiang kayu.
Banyak orang percaya bahwa kisah-kisah itu memicu imajinasi Stoker untuk menciptakan Count Dracula, yang juga berasal dari Transylvania, menghisap darah korbannya dan dapat dibunuh dengan menusukkan pasak ke jantungnya.
Bukan hanya itu saja kisah yang dipercaya memunculkan legenda vampir.
Seperti karakteristiknya yang dapat berbeda-beda di berbagai tempat, legenda tentang makhluk yang satu ini juga beragam.
Kisah lainnya yang disebut menjadi asal-usul munculnya makhluk mitologi ini dikaitkan dengan berbagai penyakit zaman dahulu.
Penyakit-penyakit ini dipandang sangat menakutkan sebelum berkembangnya pengobatan ilmiah.
Wabah dan penyakit menular dapat muncul tanpa pertanda, tak diketahui penyebabnya, hingga menyebabkan kematian dan kesengsaraan.
Dengan pengetahuuan yang belum berkembang, hal-hal seperti itu diyakini membuat orang-orang beralih ke hal-hal supranatural.
Sehingga, adanya penyakit-penyakit yang dianggap aneh dan memunculkan mitos seperti mahkluk jahat vampir.
Salah satu yang dikaitkan dengan munculnya makhluk legenda vampir adalah penyakit Porfiria.
Banyak peneliti menunjuk pada Porfiria, kelainan darah yang dapat menyebabkan lepuh parah pada kulit yang terpapar sinar matahari, sebagai penyakit yang mungkin terkait dengan legenda vampir.
Seperti diketahui, salah satu karakteristik yang menggambarkan vampir adalah perilaku mereka yang sangat menghindari sinar matahari.
Mengutip visiblebody.com, orang dengan Porfiria kulit biasanya perlu menghindari sinar matahari, karena paparan sinar matahari menyakitkan bagi mereka dan dapat menyebabkan kulit melepuh, terbakar, dan bahkan permanen.
Gejala tersebut tentu saja bisa dianggap aneh bagi orang-orang yang hidup berabad-abad yang lalu.
Selain itu, hubungan antara gejala Porfiria dan asal-usul legenda vampir juga kaitannya dengan meminum darah.
Karena porfiria dapat menyebabkan urine berwarna merah atau cokelat, hal ini mungkin telah menimbulkan anggapan yang salah bahwa individu yang menunjukkan gejala ini telah meminum darah.
Beberapa gejala Porfiria dapat diredakan sementara dengan menelan darah. Namun, dalam hal ini rekomendasi dokter adalah untuk darah hewan.
Gagasan bahwa vampir memiliki taring dan membenci bawang putih mungkin juga mungkin berakar pada gejala Porfiria.
Serangan Porfiria yang berulang dapat mengakibatkan cacat pada wajah dan dapat menyebabkan gusi menyusut, sehingga tampak seperti "bertaring".
Adapun bawang putih, memiliki kandungan belerang yang tinggi, yang menjadikannya pemicu serangan potensial bagi penderita Porfiria bentuk akut.
Bukan hanya penyakit porfirin, penyakit lain yang dituduh mempromosikan mitos vampir termasuk rabies atau gondok.
Disebut bahwa dahulu, ketika seorang vampir yang dicurigai meninggal, tubuh mereka sering dibongkar untuk mencari tanda-tanda vampir.
Dalam beberapa kasus, sebuah tiang ditusukkan ke jantung mayat untuk memastikan mereka tetap mati.
(*)