Find Us On Social Media :

Manfaat Tradisi Sasi bagi Kehidupan dan Prinsip-prinsip Pelaksanaannya

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 16 Februari 2023 | 08:45 WIB

(Ilustrasi) Jelaskan manfaat tradisi Sasi bagi kehidupan?

Intisari-Online.com - Dapatkah Anda menjelaskan manfaat tradisi Sasi bagi kehidupan?

Sasi adalah sebuah adat Maluku yang diwariskan oleh nenek moyang sejak berabad-abad lalu.

Pada mulanya adat sasi dilakukan oleh raja-raja Maluku pada zaman sebelum kemerdekaan.

Adat Sasi dilakukan karena dua prinsip, pertama bahwa hasil alam tidak boleh disentuh atau dimanfaatkan ketika belum layak digunakan.

Kedua untuk memberikan kepuasan dari hasil usaha sendiri.

Pada saat masuknya agama di Maluku baik itu Islam dan Kristen, adat sasi dipegang teguh oleh para penanggung jawab masjid, dan para penjaga gereja.

Sejarah tradisi Sasi diyakini telah berlangsung sejak dahulu kala yang dilakukan antara masyarakat adat/kampung, kepala adat, dan tokoh masyarakat.

Terdapat berbagai macam aturan dalam praktik Sasi, misalnya: pada Sasi Lompa masyarakat Pulau Haruku, Maluku Tengah, yang telah dipraktikkan sejak abad ke-16.

Sasi ini mengatur kapan ikan lompa bisa dipanen oleh masyarakat. 

Ikan lompa adalah sejenis ikan sarden yang terdapat di laut sekitar Pulau Haruku.

Baca Juga: Berikan Solusi untuk Mengatasi Tantangan Tersebut (Konsistensi Tradisi Sasi)

Jika ada yang melanggar dengan mengambil ikan di luar waktu yang telah ditentukan, maka akan mendapatkan sanksi moral dan sosial.

Tujuan dari Sasi Lompa adalah menjaga agar ikan dapat berkembang biak dan tidak punah sehingga masyarakat dapat terus menikmatinya.

Pada zaman dahulu, Sasi lompa dapat dilakukan sebanyak 3-4 kali dalam setahun tetapi sekarang hanya setahun sekali.

Tak hanya di Maluku, tradisi serupa juga ada di Sumatera Barat dan Papua.

1. Tradisi Mencokau, Lubung Larangan

Lubuk larangan terdapat di Batang (Sungai) Kapur, secara administratif wilayah tersebut berada di Nagari Sialang, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.

Di Lubuk Larang telah dikenal sebagai kawasan yang disepakati terlarang untuk mengambil ikan dengan segala cara yang dapat merusak lingkungan.

Larang tersebut tertuang dalam hukum adat yang diperkuat dengan paraturan nagari.

Pemanenan ikan dilakukan setahun sekali dengan kesepakatan antara pengelola nagari tersebut. Biasanya, pembukaan Lubuk Larangan di pada musim kemarau atau menjelang Idul Fitri.

Pembukaan atau pemanenan Lubuk Larangan biasanya dilakukan dengan memasang pagar di sekitar kawasan untuk menempelkan jaring.

Penangkapan ikan hanya diperbolehkan menggunakan alat tradisional, supaya penangkapan ikan tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.

Baca Juga: Sejarah Kelas X: Jelaskan Manfaat Tradisi Sasi bagi Kehidupan?

2. Tradisi Sasi di Papua

Tradisi Sasi merupakan aturan tidak tertulis dalam masyarakat adat yang melarang penangkapan hewan laut dalam kurun waktu tertentu.

Tradisi ini merupakan cara untuk mendukung kelestarian alam.

Sasi merupakan tradisi secara turun-temurun yang konon telah berlangsung ribuan tahun yang lalu.

Di Papua, pelarangan penangkapan ikan maupun hewan laut itu berlangsung kurang lebih selama 24 bulan.

Setelah masa tersebut, masyarakat diperbolehkan mengambil ikan secara beramai-ramai.

Kegiatan ini biasa disebut masa panen.

Apa Manfaat Tradisi Sasi bagi Kehidupan?

Peranan Sasi adalah sebagai wadah pengamanan terhadap sumber daya alam dan lingkungan.

Tradisi Sasi juga sekaligus dapat mendidik dan membentuk sikap dan perilaku masyarakat yang merupakan suatu upaya untuk memelihara tata krama hidup bermasyarakat.

Hal itu termasuk upaya pemerataan dan pembagian pendapatan dari sumber daya alam kepada seluruh masyarakat bumi. Itulah tadi penjelasan manfaat tradisi Sasi bagi kehidupan.

Baca Juga: Jelaskan Bagaimana Sejarah Tradisi Sasi dan Prinsip-prinsipnya

(*)