Berbagai Peristiwa Ini Jadi Tonggak Sejarah Keberhasilan Bangsa Indonesia Menyatukan Perbedaan

Khaerunisa

Penulis

Peristiwa yang jadi tonggak keberhasilan Bangsa Indonesia menyatukan perbedaan.

Intisari-Online.com - Indonesia merupakan bangsa majemuk yang terdiri atas berbagai suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah, dan agama.

Dengan berbagai perbedaan yang ada, tentunya bukanlah hal yang mudah untuk akhirnya bangsa Indonesia bersatu.

Soal yang berbunyi "Apa saja peristiwa yang menjadi tonggak keberhasilan dalam upaya menyatukan perbedaan-perbedaan suku, agama, ras, dan golongan dalam sejarah Indonesia?" terdapat pada halaman 128 buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X.

Berbagai peristiwa menjadi tonggak sejarah keberhasilan Bangsa Indonesia menyatukan perbedaan yang ada dalam masyarakat.

Keragaman berpotensi menimbulkan konflik antarmasyarakat jika tidak dikelola dengan baik.

Sebaliknya, dapat menjadi modal sosial (social capital) yang berharga bagi bangsa Indonesia apabila dikelola dengan baik.

Bhinneka Tunggal Ika telah menjadi semboyan Bangsa Indonesia yang artinya meski berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Semboyan tersebut sangat penting bagi bangsa Indonesia, karena menjadi simbol yang mempersatukan berbagai perbedaan yang ada di masyarakat.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mengisyaratkan bahwa perbedaan bukanlah penghalang atau pemecah, melainkan menjadi pemersatu seluruh perbedaan yang ada.

Selain itu, juga mampu menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri tiap individu.

Adapun berbagai peristiwa dalam sejarah Indonesia yang menjadi tonggak keberhasilan dalam upaya menyatukan perbedaan yang ada dalam masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Penjelasan Bidang Apa Saja yang Termasuk dalam Sengketa Internasional

1. Kebangkitan Nasional

Tumbuhnya nasionalisme, persatuan kesatuan, dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia menjadi latar belakang adanya peristiwa Kebangkitan Nasional.

Lahirnya Kebangkitan Nasional juga didorong oleh terbentuknya organisasi Budi Utmo pada 20 Mei 1908 oleh Dr Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (sekolah kedokteran untuk pribumi).

Kala itu, Dr Sutomo dan teman-temannya berniat mendirikan organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.

Organisasi tersebut kemudian dikenal sebagai Budi Utomo.

Gagasan mendirikan organisasi tersebut muncul setelah mereka melihat kondisi bangsa Indonesia yang saat itu sangat memprihatinkan akibat kolonialisme Belanda.

Sejak terbentuknya Budi Utomo, mulai terlihat adanya pergerakan nasional Indonesia.

Selain Budi Utomo, organisasi pergerakan nasional lainnya juga terbentuk.

Organisasi pergerakan nasional itu di antaranya adalah Sarekat Islam, Indische Partij, dan Perhimpunan Indonesia.

2. Kongres Pemuda dan Sumpah Pemuda

Setelah organisasi kebangkitan nasional mulai terbentuk, termasuk Budi Utomo, kesadaran rakyat Indonesia untuk bersatu melawan penjajah semakin tinggi.

Baca Juga: Jadi Inspirasi Film 'Killer Elite', Begini Aksi Pasukan SAS Inggris Melawan Teroris

Kondisi tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) membuat sebuah ikrar yang dihadiri oleh organisasi pemuda Indonesia.

Dalam Kongres Pemuda II di Jakarta pada 28 Oktober 1928, terjadi peristiwa Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda adalah ikrar yang diucapkan para pemuda Indonesia untuk menggapai cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Kongres Pemuda sendiri bertujuan untuk membangkitkan semangat kerjasama antar perkumpulan pemuda yang berbeda latar belakang.

Isi Sumpah Pemuda yang dihadilkan dari Kongres Pemuda II berbunyi:

  1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
  2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  3. Kami putra dan putri Indonsia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
3. Proklamasi

Proklamasi 17 Agustus 1945 tentunya juga menjadi tonggak keberhasilan dalam upaya menyatukan perbedaan-perbedaan suku, agama, ras dan golongan dalam sejarah Indonesia

Salah satu peristiwa yang terjadi di sekitar Proklamasi adalah adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua.

Tapi bagaimana pun akhirnya perbedaan pendapat tersebut dapat diatasi.

Setelah naskah Proklamasi dibuat, pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00, acara pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia pun diselenggarakan.

Naskah proklamasi dibacakan oleh Soekarno di kediamannya, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.

Itulah berbagai peristiwa dalam sejarah yang menjadi tonggak keberhasilan dalam upaya menyatukan perbedaan yang ada dalam masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Persamaan dan Perbedaan Pemerintahan Jepang di 3 Wilayah Indonesia

(*)

Artikel Terkait