Ilmuwan Ungkap Resep Rahasia Orang Mesir Kuno Awetkan Mayat Menjadi Mumi

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Mumi mesir kuno masih awet sampai sekarang.

Intisari-online.com - Salah satu yang berkesan dari kebudayaan mesir kuno adalah penemuan mumi-mumi.

Mayat-mayat ini masih tetap utuh meski berusia ratusan bahkan ribuan tahun lamanya.

Lantas apa rahasia di baliknya, mengapa orang Mesir kuno mampu mengawetkan mayat-mayat ini.

Dari sisa-sisa bengkel pembalseman, para ilmuwan telah menemukan bahan dan resep untuk membuat ramuan herbal yang digunakan orang Mesir kuno untuk membalsem tubuh.

Analisis molekul organik yang ditemukan di banyak vas kuno yang digali dari Saqqara (pemakaman Mesir kuno di provinsi Giza).

Telah memecahkan ambiguitas tentang resep yang digunakan orang Mesir kuno untuk membuat mumi yang selama ini diperdebatkan, CNN melaporkan pada Rabu (1/2/23).

Sebanyak 121 vas kuno ditemukan di bengkel pembalseman di Saqqara.

Mereka digunakan sekitar abad ke-7 dan ke-6 SM untuk mengandung zat pembalseman untuk manusia dan hewan.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature pada 1 Februari.

Para ilmuwan dari Jerman dan Mesir mengatakan mereka menganalisis residu organik di 31 bejana kuno.

Penelitian menunjukkan bahwa orang Mesir kuno mengetahui cara menggunakan berbagai tumbuhan untuk melindungi tubuh dari jamur, bakteri, pembusukan, dan bau.

Baca Juga: Penemuan Mumi Berusia 500 Tahun yang Disebut 'Mumi Putri', Diduga Berasal dari Suku Kuno Ini

Herbal untuk mumifikasi termasuk juniper, cemara, cedar, pistachio, lemak, dan lilin lebah.

Pada beberapa vas, para ilmuwan juga menemukan kata "pembersihan" atau "untuk kepala".

Mereka percaya bahwa guci ini mengandung senyawa yang digunakan khusus untuk membersihkan mayat dan mengawetkan kepala jenazah.

"Saya terpesona oleh pengetahuan kimiawi orang Mesir kuno," kata Philipp Stockhammer, seorang profesor arkeologi di Universitas Ludwig Maximilian (Jerman), tentang penemuan baru itu.

"Mereka tahu apa yang harus dioleskan pada kulit tubuh, antibakteri, antijamur, hingga melindungi kulit dari mikroorganisme," katanya.

"Saat itu, konsep bakteri belum ada. Pengetahuan tentang mumifikasi Mesir pasti telah terakumulasi selama berabad-abad,"jelas Stockhammer.

Para ilmuwan mengatakan bahwa ramuan herbal yang digunakan orang Mesir sangat beragam dan tidak hanya berasal dari Mesir.

Beberapa herbal berasal dari wilayah Mediterania, Asia Tenggara, dan Afrika tropis.

"Ini adalah bukti bahwa orang Mesir dulu berdagang dengan daerah yang jauh," kata Salima Ikram.

"Pertanyaan tentang bagaimana orang Mesir kuno tahu tentang penggunaan tumbuh-tumbuhan yang digunakan dalam pembalseman juga muncul," kata Salima Ikram, seorang profesor Egyptology di Kairo.

Orang Mesir kuno percaya bahwa dengan pembalseman, mereka dapat melindungi jiwa orang mati di akhirat.

Baca Juga: Menakjubkan! Inilah Oasis Bahariya, Tempat Ditemukannya 10.000 Mumi Emas yang Luar Biasa

Jika jasad membusuk, jiwa orang yang meninggal juga tidak lengkap.

Proses mumifikasi dan ritual pengorbanan orang mati di Mesir biasanya memakan waktu sekitar 70 hari.

Pada 2017, para arkeolog menemukan 17 mumi di sebuah makam di provinsi Minya, sekitar 250 km dari Kairo.

Mumi-mumi ini dalam keadaan hampir utuh meski telah terkubur sekitar 1.500 tahun yang lalu.

Pada November 2018, Kementerian Purbakala Mesir mengumumkan bahwa delapan peti mati berisi mumi ditemukan di pemakaman Dahshur, dekat piramida Raja Amenemhat II.

Mumi di dalam peti mati dalam kondisi baik.

Secara khusus, beberapa peti mati masih cukup utuh dari warna cat hingga mumi di dalamnya.

Mumi ini berusia sekitar 2.300 tahun.

Ini adalah bukti tingkat mumifikasi orang Mesir kuno, mampu mengawetkan mayat selama ribuan tahun lamanya.

Artikel Terkait