Penulis
Intisari-Online.com-Bagaimana kiprah KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari bagi umat Islam di Indonesia sekarang?
Pertanyaanbagaimana kiprah KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari bagi umat Islam di Indonesia sekarangadadi halaman 317padabukuPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI.
KH. Ahmad Dahlan danKH. Hasyim Asy’ari merupakan tokoh-tokoh Islam padamasa modern (tahun 1800-sekarang).
Keduanya sama-sama berasal dari Indonesia. Namun nama keduanya terkenal hingga ke mancanegara.
Khususnya terkait tentang sejarah Islam pada masa modern.
Pertama, mari kita bahas tentangKH. Ahmad Dahlan.
Nama kecilnya adalahMuhammad Darwis.
Dia baru dipanggil dengan nama Ahmad Dahlan setelah diapulang dari menunaikan ibadah haji dan menuntut ilmu.
Ahmad Dahlan merupakan tokoh Islam yang lahirdi Kauman Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1868.
Sepanjang kiprahnya,Ahmad Dahlan belajar berbagai dasar keislaman dari beberapa orang.
Misalnya dari ayahnya sendiri,Abu Bakar bin Haji Sulaiman. Atau denganKH. Muhammad Saleh, Kiai Muhammad Nur, KH. Abdul Hamid, Kiai Muhsin (Yogyakarta) dan KH. Sholeh Darat (Semarang).
Baca Juga: Hubungan KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari
Dia juga pernah belajar denganKH. Sholeh Darat di Semarang.
Tidak puas belajar di dalam negeri, Ahmad Dahlan melanjutkan menimba ilmu ke Makkah.
Dia pun berguru kepada tokoh-tokoh Islam lainnya, sepertiSyaikh Ahmad Khatib Minangkabawi, Syaikh Nahrawi al-Banyumasi, Syaikh Bakri as-Syatha, Syaikh Nawawi al-Bantani, Syaikh Mahfudz at-Tarmasi, dan pernah bertukar pikiran langsung dengan Rasyid Ridha.
Semua pembelajaran itumeresap ke dalam jiwa Ahmad Dahlan.
Pada akhirnya, semua itu membuatnya ingin melakukan melakukan perubahan-perubahan yang berarti dalam kehidupanumat Islamdi Indonesia.
Salah satu kesuksesan pembaruannya itu ditandai dengan berdirinya organisasi masyarakat yang bernama Muhammadiyah di Indonesia pada tanggal 18 November 1912.
SementaraKH. Hasyim Asy’arilahir pada14 Februari 1871 M diGedang Jombang, Jawa Timur.
Dalam mencari ilmu, Hasyim Asy’ari termasuk sosok yang tidak mengenal kata menyerah.
Dia tidak hanya belajar ilmu agama dari kakek dan ayahnya, tapi juga belajarke berbagai Pondok Pesantren di Jawa.
Di antaranya adalah Pondok Pesantren Wonorejo Mojokerto, Wonokoyo Probolinggo, Langitan Tuban, Tenggilis Surabaya, Kademangan Bangkalan Madura, Siwalan Panji Buduran Sidoarjo, dan Semarang.
Untuk memantapkan ilmu agama, Hasyim Asy’ari juga belajar sampai ke Makkah, Arab Saudi selama tujuh tahun.
Baca Juga: Bagaimana Pemikiran KH. Ahmad Dahlan Bagi Umat Islam di Indonesia Sekarang?
Di antara gurunya adalah Syaikh Mahfudz al-Tirmisi, Syaikh Ahmad Khatib al-Minankabawi, Syaikh Nawawi al-Bantani, Syaikh Ahmad Khatib al-Sambasi, Syaikh Ahmad Amin al-Athtar, Sayyid Sulthan bin Hasyim, Sayyid Ahmad Nawawi, Sayyid Husain al-Habsyi yang saat itu menjadi mufti di Mekkah, dan masih banyak yang lain.
Karena prestasinya paling menonjol selama belajar di Makkah, makaHasyim Asy’ari memperoleh kepercayaan untuk mengajar di Masjidil Haram.
Dia pun menjadi guru dari beberapa ulama dari berbagai negara.
Tapi jika ditanya bagaimana kiprahHasyim Asy’aribagi umat Islam di Indonesia, maka dia mendirikanPondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur.
Dulu itu adalah DusunTebuireng penuh dengan perjudian, prostitusi, minuman keras, pencurian maupun perampokan.
Dengan kesabaran dan tidak menggunakan kekerasan,Hasyim Asy’ariberhasil berdakwah dengan baik.
Selain itu,Hasyim Asy’ari merupakan pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Seperti itulah kiprahKH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari bagi umat Islam di Indonesia sekarang.
Baca Juga: Bagaimana Hubungan Antara KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari?