Bagaimana Pemikiran KH. Ahmad Dahlan Bagi Umat Islam di Indonesia Sekarang?

Mentari DP

Editor

Bagaimana pengaruh sosok KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari bagi umat Islam di Indonesia sekarang
Bagaimana pengaruh sosok KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari bagi umat Islam di Indonesia sekarang

Intisari-Online.com -Bagaimanapemikiran KH. Ahmad Dahlan bagi umat Islam di Indonesia sekarang?

Pertanyaan terkaitbagaimanapemikiranKH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari bagi umat Islam di Indonesia sekarang adadi halaman 317.

Tepatnya padabuku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI.

Untuk jawabannya, silahkan membukahalaman312dan bacalahsub babg. KH. Ahmad Dahlan (1868 – 1923 M).

KH. Ahmad Dahlan merupakan salah satu tokoh-tokoh Islam pada masa modern.

Lahir di Kauman Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus 1868, nama kecilKH. Ahmad Dahlan adalahMuhammad Darwis.

Ia baru dipanggil Ahmad Dahlan setelah pulang dari menunaikan ibadah haji dan menuntut ilmu.

Untuk menjadi salah satu tokoh-tokoh Islam pada masa modern, Ahmad Dahlan berguru pada banyak orang.

Di antaranya ayahnya, KH. Abu Bakar bin Haji Sulaiman, laluKH. Muhammad Saleh, Kiai Muhammad Nur, KH. Abdul Hamid, Kiai Muhsin (Yogyakarta) dan KH. Sholeh Darat (Semarang).

Selanjutnya, dia jugabelajar dengan KH. Sholeh Darat bersama KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama.

Jadi, jika ditanya apa hubunganKH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari, maka keduanya adalah teman baik.

Baca Juga: Ini 3 Tokoh Islam yang Hidup pada Masa Abad ke-18 Hingga Sekarang yang Berpengaruh

Pada saat itu Kiai Dahlan umurnya lebih tua daripada Kiai Hasyim.

Karenanya, Kiai Dahlan memanggil Kiai Hasyim dengan Adik. Sebaliknya Kiai Hasyim memanggil dengan Mas (Kakak).

Salah satu kesuksesan pembaruannya ditandai dengan berdirinya organisasi masyarakat yang bernama Muhammadiyah di Indonesia pada tanggal 18 November 1912.

Begini pemikiranKH. Ahmad Dahlan bagi umat Islam di Indonesia sekarang:

1.Tujuan utama pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang berbudi luhur, alim dalam agama, memiliki pandangan luas, dan paham tentang masalah ilmu keduniaan.

2. Pendidikan harus mencetak manusia-manusia yang berjiwa nasionalisme dan patriotisme, sehingga bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakat.

3, Materi pendidikan harus meliputi: pendidikan moral dan akhlak, pendidikan individu, dan pendidikan kemasyarakatan.

4. Model pendidikan memadukan dua jenis pendidikan, yaitu pesantren dan sekolah umum.

Dalam pengajarannya menggabungkan antara sistem pengajaran pesantren dengan pendidikan Barat.

Baca Juga: Seperti Ini Hubungan Antara KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari

Artikel Terkait