Penulis
Intisari-Online.com -Pada hari Minggu (15/1/2023), pesawat Yeti Airlines 691 jatuhsaat mendarat di Pokhara, Nepal.
Akibat pesawatYeti Airlinesjatuh, ke-72 penumpang di dalamnyadikonfirmasi tewas.
Kecelakaan ini lantas menjadikannya kecelakaan pesawat paling mematikan di negara itu dalam 30 tahun.
Pada hari Senin, seorang juru bicara mengatakan pesawat itu diizinkan untuk mendarat, dan pilot tidak melaporkan "sesuatu yang tidak diinginkan" saat mendekat.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Minggu (22/1/2023),selama 100tahun sejarah penerbangan komersial, keselamatan telah meningkat secara dramatis.
Selain peningkatan drastis dalam teknologi pesawat dan pelatihan pilot, lingkungan peraturan yang lebih ketat memastikan semua prosedur diikuti secara konsisten, dan bahkan kecelakaan paling kecil pun dapat dipelajari.
Menurut Otoritas Penerbangan Sipil Inggris, rata-rata satu kematian untuk setiap 287 juta penumpang yang diangkut oleh maskapai penerbangan Inggris.
Berbandingdengan satu dari 19 juta kemungkinan tersambar petir atau satu dari 17.000 kemungkinan meninggal di jalan.
Namun, ada beberapa negara yang tidak memiliki standar keselamatan tidak seketat di Inggris. Contohnya pada masa lalu.
Coba kita lihat kembalibeberapakecelakaan pesawatpaling terkenal dalam sejarah.
Kecelakaan pesawat jet komersial pertama terjadi pada 2 Mei 1953.
Baca Juga: Sedang FB Live, Penumpang Pesawat Rekam Detik-detik Pesawat yang Ditumpanginya Jatuh
Tak lama setelah lepas landas dari Calcutta di India, British Overseas Airways Corporation Penerbangan 783 mengalami kegagalan struktural dan pecah di udara.
Kecelakaan itu menewaskan semua 43 penumpang dan awak di dalamnya.
Sementara kecelakaan paling mematikan dalam sejarah penerbangan hingga saat ini terjadi pada 27 Maret 1977 di Tenerife.
Akibat jarak pandang yang buruk dan gangguan komunikasi dengan kontrol lalu lintas udara, dua pesawat Boeing 747 (KLM 4805dan Pan 1736) bertabrakan di darat.
Padahal keduanya merupakan pesawat jumbo dengan kapasitas terbesar yang beroperasi saat itu.
Kejadian ini menewaskan 583 orang. Hanya 61 orang yang selamat.
Meskipunkecelakaan pesawat di Tenerife merenggut banyak korban. Namun kecelakaan pesawat yang mengakibatkan banyak korban jiwa terjadi pada11 September 2001.
Saat itu,American Airlines Flight 11 dan United Airlines Flight 175 sedang dibajak oleh teroris al-Qaeda dan diterbangkan ke World Trade Center di Downtown New York.
Lalu terjadi tabrakan yang melibatkan dua pesaway danmenewaskan semua penumpang di kedua pesawat.
Selanjutnya, akibat tabrakan itu, menara WTCruntuh kurang dari dua jam kemudian.
Tapi tabrakan udara paling mematikan di dunia terjadi ketika Saudia Penerbangan 763 menabrak Kazakhstan Airlines Penerbangan 1907.
Kejadian ini terjadi pada lebih dari 10.000 kaki di atas desa Charkhi Dadri di India pada 12 November 1996.
Bepergian ke arah yang berlawanan, dampaknya membuat kedua pesawat jatuh tak terkendali ke tanah, dan menewaskan semua 349 orang di dalamnya.
Kecelakaan ini menjadi jumlah kematian tertinggi ketiga dari insiden penerbangan hingga hari ini.
Tidak semua bencana penerbangan berasal dari kesalahan mekanis atau manusia.
Malaysian Airlines dengan nomor penerbangan 17 terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur pada 17 Juli 2014. Namun pesawat ditembak jatuh di atas Ukraina.
Sebuah rudal diluncurkan ke Boeing 777 oleh separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas timur Ukraina.
Hal ini menewaskan semua 283 penumpang dan 15 awak di dalamnya.
Ini adalah insiden kedua yang melibatkan penerbangan Malaysia Airlines dalam hitungan bulan setelah hilangnya MH370 pada 8 Maret 2014.
Bisa dibilang kasus hilangnya MH370 menjadi kasus paling misteriusdalam dunia penerbangan.
Hingga hari ini, masih tidak tahu di manaMH370 jatuh dan bagaimana nasib 237 penumpang dan awak di dalamnya.
Meski begitu, tidak semua kecelakaan pesawat terjadi di atas langit.
Baca Juga: Diperankan oleh Jet Li, KeluargaProtes KisahHuo Yuanjiadalam Film Fearless
Pada tanggal 25 Juli 2000, Air Francedengan nomor penerbangan 4590 jatuh tak lama setelah lepas landas.
Lalu puing-puing di landasan pacu menyebabkan ban meledak dan memecahkan tangki bahan bakar utama. Hal ini menewaskan semua 109 orang di dalamnya.
Sama sepertikebakaran yang terjadi di pesawat Saudia Flight 163 – terbang dari Karachi di Pakistan ke Jeddah di Arab Saudi – pada 19 Agustus 1980.
Meski pilot berhasil melakukan pendaratan darurat di Riyadh, awak pesawat gagal melakukan evakuasi.
Hal ini mengakibatkan 287 penumpang dan 14 awak tewas di landasan karena menghirup asap.