Mallaby meminta Ario datang ke kapal untuk berunding, namun permintaan tersebut ditolak olehnya.
Suryo pun membuat perjanjian gencatan senjata dengan komandan pasukan Inggris, Mallaby, pada 26 Oktober 1945.
Namun, tetap saja meletus pertempuran tiga hari di Surabaya, yaitu pada 28 sampai 30 Oktober.
Pertempuran ini membuat Inggris terdesak hingga Presiden Soekarno datang ke Surabaya untuk mendamaikan kedua belah pihak.
Komandan pasukan bernama Jenderal Mansergh mengultimatum rakyat Surabaya supaya menyerahkan semua senjata tanggal 9 November 1945.
Jika tidak, maka keesokan harinya, Surabaya akan dihancurkan.
Gubernur Suryo yang mengetahui hal tersebut dengan tegas mengatakan bahwa arek-arek Surabaya akan melawan ultimatum Inggris sampai darah penghabisan.
Maka pertempuran besar meledak antara rakyat Jawa Timur melawan Inggris di Surabaya yang dimulai pada 10 November 1945.
Tewas di Tangan PKI
PKI yang dipimpin Musso melakukan pemberontakan di Madiun pada 18 September 1948.
Awalnya PKI hanya berfokus untuk melakukan gerakan di Solo dan Madiun saja, namun mereka berhasil dipukul mundur oleh TNI hingga ke pelosok Jawa Timur.