Find Us On Social Media :

Kisah Monas, Tempat Bersejarah di Jakarta yang Habiskan Anggaran Rp58 Miliar

By Afif Khoirul M, Senin, 19 Desember 2022 | 12:15 WIB

Foto Tugu Monas, tempat bersejarah di Jakarta

Intisari-online.com - Indonesia telah melewati sejarah panjang sebagai negara merdeka.

Oleh sebab itu tak heran, banyak tempat bersejarah di Indonesia yang memiliki kisah panjang.

Salah satunya adalah Tugu Monas yang merupakan tempat bersejarah di Jakarta.

Monas adalag tugu yang terletak di pusat kota Jakarta.

Saat ini Monas menjadi tempat wisata dan pusat pendidikan bagi wisatawan yang berkunjung ke sana.

Menurut catatan sejarah Monas dibangun pada 17 Agustus 1961 silam.

Monumen menjulang tinggi ini dirancang oleh arsitektur bernama Soedarsono, Frederich Silaban, dan Ir. Rooseno.

Landmark ikonik kota Jakarta ini kemudian diresmikan pada tahun 1975.

Banyak catatan sejarah mengenai pembangunan Monas ini, karena memang tugu ini merupakan tempat bersejarah di Jakarta.

Perancangan Monas sendiri telah lama dicanangkan oleh Presiden Soekarno.

Pada waktu itu rencana untuk mendirikan Monas sudah ada sejak 1954.

Baca Juga: Kisah Gedung Sate, Tempat Bersejarah di Bandung yang Dibangun Hindia Belanda

Hal itu hanya beberapa hari setelah peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia ke-9.

Kemudian dibentuk lah Panitia Tugu Nasional yang bertugas untuk mengupayakan berdirinya Tugu Monas.

Panitia itu terdiri dari ketua Sarwoko Martokusumo, dengan dibantu oleh S Suhud sebagai penulis, Sumali Prawirosudirdjo sebagai bendahara, dan empat anggota lainnya, yaitu Supeno, KK Wiloto, EF Wenas, dan Sudiro.

Tugas dari Panitia Tugu Nasional bertanggung jawab untuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan.

Yanh nantinya dibutuhkan untuk membangun Tugu Monas sekaligus mengumpulkan biaya pembangunannya.

Lalu, Presiden Soekarno juga membentuk panitia pembangunan Monas bernama Tim Yuri.

Tim ini melakukan dua kali pertemuan, yaitu 17 pada Februari 1955 dan 10 Mei 1960, untuk merancang bentuk bangunan Tugu Monas.

Namun, dua kali pertemuan belum ada rancangan untuk pembangunan Monas.

Hingga akhirnya, Presiden Soekarno menunjuk Soedarsono dan Frederich Silaban untuk menggambar rancangan Tugu Monas.

Keduanya arsitek ini menggambar sendiri-sendiri dan kemudian hasil gambar yang dipilih Soekarno adalah milik Soedarsono.

Selain itu dalam penggambaran Monas terdapar beberapa makna yang terinspirasi dari budaya Hindu.

Baca Juga: Kisah Masjid Istiqlal Tempat Bersejarah di Jakarta yang Bikin Soekarno-Hatta Berdebat

Bentuk Tugu Monas yang menjulang dengan pelataran cawan yang luas mendatar merepresentasikan lingga dan yoni.

Dalam ajaran Hindu, penyatuan lingga dan yoni akan menghasilkan kekuatan tertinggi.

Selain itu lingga dan yoni melambangkan kekhasan Indonesia, di mana lingga menyerupai alu dan yoni menyerupai wadah yang berupa lumpang.

Alu dan lumpang adalah dua alat yang dianggap penting dan dimiliki oleh setiap keluarga di Indonesia, khususnya rakyat pedesaan.

Setelah diputuskan desain Tugu Monas akhirnya Monas dibangun terbagi dalam tiga tahapan.

Tahapan pertama tahun 1961-1965, tahap kedua antara 1966-1968 dan tahap ketiga pada 1969-1976.

Sementara itu pada tahun 1961, biaya yang dikeluarkan pemerintah Indonesia saat itu untuk membangun Monas menghabiskan biaya Rp58 miliar.