Intisari-Online.com - Istilah harem berasal dari bahasa Arab haram yang berarti tempat terlarang.
Kata itu pertama kali muncul di Timur Tengah, di mana harem terdiri dari sultan, ibu, saudara perempuan, istri, anak, dan selir.
Sistem harem, selir, atau pergundikan serupa yang berada di Asia Tenggara bernama zenana.
Zenana, yang artinya 'berkaitan dengan wanita' merupakan bagian dari rumah tangga khusus wanita dalam keluarga Hindu atau Muslim di Asia Selatan.
Para penguasa dan elite masyarakat di banyak peradaban kuno biasanya tak hanya memiliki seorang istri.
Mereka juga memiliki selir atau gundik untuk beberapa tujuan.
Tujuannya yakni untuk meningkatkan prestise pria melalui kemampuannya untuk menghasilkan anak.
Tak hanya itu, kepemilikan akan gundik juga kesempatan tak terbatas untuk memanjakan hasrat seksual mereka.
Untuk menggilir permaisuri dan puluhan selir, seorang raja di Jawa harus memiliki fisik yang kuat.
Selain fisik yang kuat, seorang raja ternyata memiliki ramuan rahasia.
Baca Juga: 'Swarga Nunut, Neraka Katut:' Kehidupan Para Gundik 'Pemuas' Raja Jawa
Zaman dahulu, para Raja Jawa diangap setara dewa oleh masyarakatnya