Penulis
Intisari-Online.com-Istilahharemberasal dari bahasa Arabharam yang berarti tempat terlarang.
Kata itu pertama kali muncul di Timur Tengah, di mana harem terdiri dari sultan, ibu, saudara perempuan, istri, anak, dan selir.
Sistem harem, selir, atau pergundikan serupa yang berada di Asia Tenggara bernama zenana.
Zenana, yang artinya 'berkaitan dengan wanita' merupakan bagiandari rumah tanggakhusus wanita dalam keluarga Hindu atau Muslim di Asia Selatan.
Para penguasa danelite masyarakat di banyak peradaban kuno biasanya tak hanya memiliki seorang istri.
Mereka juga memilikiselir atau gundik untuk beberapa tujuan.
Tujuannya yakni untukmeningkatkan prestise pria melalui kemampuannya untuk menghasilkan anak.
Tak hanya itu, kepemilikan akan gundik jugakesempatan tak terbatas untuk memanjakan hasrat seksual mereka.
Untuk menggilir permaisuri dan puluhan selir, seorang raja di Jawa harus memiliki fisik yang kuat.
Selain fisik yang kuat, seorang raja ternyata memiliki ramuan rahasia.
Baca Juga: 'Swarga Nunut, Neraka Katut:' Kehidupan Para Gundik 'Pemuas' Raja Jawa
Zaman dahulu, para Raja Jawa diangap setara dewa oleh masyarakatnya
Selain kekuasaan, di tangan raja kemakmuran maupun kemiskinan ditentukan.
Bahkan kejadian bencana alam pun kerap dikaitkan dengan keberadaan sang raja.
MelansirTribunnews.com, dalam bukunya 'Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-Raja Mataram' (Yogyakarta, 1987), G. Moedjanto menuliskan hal itu.
Meski bukunya hanya bercerita tentang dinasti kerajaan Mataram, namun dia memberi gambaran perihal kekuasaan raja-raja Jawa.
Soal urusan di atas ranjang, tentu banyak yang heran bagaimana para raja Jawa dulu mampu perkasa dalam urusan bercinta dengan selir-selir yang sampai berjumlah puluhan.
Misalnya Raja Kasunanan Surakarta (Solo), Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Pakubuwono X.
Raja Kasunan Surakarta yang memerintah tahun 1893-1939 itu konon memiliki 40 sampai 45 orang selir.
Sejumlah literatur menyebutkan, Sinuhun Pakubuwono X mampu mengatur waktu ketika berhubungan intim dengan para selirnya itu.
Ternyata, rahasia keperkasan ala raja Jawa di atas ranjang salah satunya pada "ramuan khusus".
Ramuan itu yang digunakan para raja Jawa untuk menggauli para selirnya yang sampai puluhan orang tersebut.
Baca Juga: Panggil Mereka 'Mina' Saja, Bagaimana Para Gundik Serdadu Kolonial Bisa Bernama Sama?
Ramuan itu merupakan minuman yang harus diminum secara rutin setiap hari.
Ramuan itu campuran dari 40 butir merica, 40 lembar daun sirih, dan 40 bawang lanang yang dihaluskan bersama menggunakan layah dari batu.
Usai dihaluskan, lalu direbus dan disaring.
Selanjutnya air hasil penyaringan itu diembunkan semalaman.
Pagi harinya air itu diminum. Begitu terus setiap hari.
(*)