Find Us On Social Media :

Kisah Ratu Philippa dari Hainault, Hamil Besarnya Luluhkan Hati Raja Edward III Tidak Hukum Tawanannya

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 13 November 2022 | 19:00 WIB

Ratu Philippa dari Hainault, luluhkan hati Raja Edward III.

Intisari-Online.com – Mitos dan legenda tentang kisah Raja sepanjang sejarah menjadi propaganda untuk meningkatkan citra mereka.

Terkadang cerita tersebut dibumbui atau diubah untuk menggambarkan seorang raja dan ratu menjadi citra tertentu.

Adalah Philippa dari Hainault, merupakan putri Pangeran Eropa yang kuat  dan terkait dengan berbagai keluarga kerajaan di seluruh benuah.

Sebagai seorang remaja muda, dia menikah dengan Raja Inggris yang sama mudanya, yaitu Edward III, untuk menyegel aliansi politik yang dibuat antara ayahnya dan ibu Edward beberapa tahun sebelumnya.

Meskipun pernikahan itu tidak didasarkan pada awal yang romantis, namun pasangan itu dengan cepat tumbuh ikatan yang kuat, dan pernikahan mereka menjadi salah satu pernikahan yang paling sukses dalam sejarah kerajaan Inggris.

Philippa dipandang sebagai model Ratu Abad Pertengahan oleh rakyatnya, yang mengaguminya karena tidak berpolitik, karena mendukung gereja dan pendidikan, dan dengan murah hati memberi penghargaan kepada para pelayannya dan menjadi ibu yang subur serta istri yang setia.

Kisah paling terkenal dalam hidup Philippa terjadi selama Perang Seratus Tahun.

Edward mengepung pelabuhan Calais Prancis selama hampir satu tahun ketika warga, yang kelaparan dan sekarat, akhirnya menyerah.

Meskipun pengepungan pada masa Abad Pertengahan sering memakan waktu berbulan-bulan, namun pengepungan Calais sangat lama dan merepotkan bagi Raja Edward.

Dan rakyat Calais tahu bahwa dia berhak menuntut semua yang mereka miliki, termasuk nyawa mereka.

Warga biasa meninggalkan semua barang-barang mereka di rumah mereka untuk diambil tentara Inggris, tetapi enam orang paling terkemuka di kota itu, yang dikenal sebagai Burghers, keluar dari kota dengan tali di leher mereka.

Mereka mengharapkan Edward mengklaim haknya untuk menghukum mereka karena penghinaan mereka atas hidup mereka.