Penulis
Intisari-online.com - Perlombaan senjata hipersonik kini membuat banyak negara kuat di dunia menginginkan senjata masa depan itu.
Sejauh ini cuma ada dua negara yang telah berhasil menciptakan senjata hipersonik.
AS telah berulang kali menguji senjata hipersonik tetapi gagal, sementara China dan Rusia membuat kemajuan.
Tak hanya negara-negara adidaya, banyak negara kini ikut dalam perlombaaan senjata hipersonik, seperti Iran.
Iran telah mengembangkan rudal balistik yang mampu terbang dengan kecepatan supersonik, kata seorang pejabat senior militer kepada wartawan pada 10 November.
Saat ini, hanya segelintir negara, seperti Rusia, Cina, dan Amerika Serikat, yang memiliki teknologi canggih yang dibutuhkan untuk membuat senjata semacam itu.
Informasi di atas diberikan oleh Amir Ali Hajizadeh, komandan Pasukan Dirgantara Korps Pengawal Revolusi Islam ( IRGC) Iran.
Dia bertemu dengan wartawan di sela-sela acara peringatan yang didedikasikan untuk pendahulunya, Hassan Tehrani Moghadam, yang meluncurkan program rudal balistik jarak jauh Iran.
Menurut Hajizadeh, senjata hipersonik ini dirancang untuk menghancurkan sistem pertahanan anti-rudal musuh.
Juga dapat bermanuver baik di dalam maupun di luar atmosfer, menunjukkan jangkauan yang relatif jauh.
Hajizadeh tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang kekuatan senjata baru tersebut.
Tetapi menekankan bahwa negara-negara di seluruh dunia dapat membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mengembangkan teknologi untuk mencegat rudal hipersonik.
Senjata hipersonik hadir dalam berbagai desain, tetapi semuanya mampu menahan kondisi keras saat terbang di atmosfer dengan kecepatan lima kali kecepatan suara.
Hanya segelintir negara, seperti Rusia, China, dan Amerika Serikat, yang memiliki teknologi canggih yang dibutuhkan untuk membuat senjata semacam itu.
Iran telah banyak berinvestasi dalam mengembangkan kemampuan rudal sejak perang selama puluhan tahun dengan Irak pada 1980-an.
Teheran mengatakan persenjataannya adalah pencegah terhadap provokasi AS atau sekutu di kawasan itu, termasuk Israel dan Arab Saudi.
Washington telah memberlakukan sejumlah sanksi sepihak terhadap Iran, beberapa di antaranya terkait langsung dengan uji coba rudalnya.
Senjata hipersonik disebut sebagai senjata masa depan yang kini sedang dikembangkan oleh banyak negara di dunia.
Sejauh ini cuma ada dua negara yang berhasil mengembangkan senjata hipersonik, yakni China dan Rusia.
Sementara itu Amerika dinilai masih ketinggalan dalam urusan senjata hipersonik.
China sendiri sudah menguji rudal hipersonik miliknya, namun mereka mengaku tidak akan menggunakannya sebagai senjata perang.
Bahkan rudal hipersonik milik China disebut memiliki kecepatan mencapai 20.000 km/jam.
Hal ini diungkapkan oleh surat kabar Avia (Rusia) melaporkan bahwa tentara Republik Rakyat Tiongkok hampir dapat mengerahkan proyek sistem rudal hipersonik.
Rudal tersebut memiliki kemampuan tempur yang setara dengan sistem rudal Avangard milik tentara Federasi Rusia.
Menurut data yang diberikan oleh media China, dalam rangka uji coba yang dilakukan pada Agustus tahun ini, militer China mempercepat rudal hipersonik hingga kecepatan 19.720 km/jam.
Menurut surat kabar Rusia, pada dasarnya militer China mungkin sudah memiliki rudal hipersonik.
Tetapi rudal hipersonik yang dilengkapi sebelumnya cukup taktis, karena jangkauannya tidak melebihi 3.000 km.
Tetapi tes pada bulan Agustus menunjukkan bahwa China memang berhasil mengejar Rusia, mempercepat rudal hipersonik ke kecepatan yang luar biasa.
Surat kabar Rusia memperkirakan bahwa jangkauan rudal ini lebih dari 18.000 km.