Find Us On Social Media :

Mengapa Makam Firaun Mesir Kuno Tutankhamun Jadi Penemuan Arkeologi Terbesar?

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 8 November 2022 | 07:30 WIB

(ilustrasi) Howard Carter yang menemukan dan membongkar makam Firaun Tutankhamun.

Intisari-Online.com – Satu abad kemudian, penemuan makam Tutankhamun tetap menjadi salah satu penemuan arkeologi paling luar biasa di abad ke-20.

Dr. Karin Sowada, Direktur Pusat Mesir untuk Macquarie Australia, menjelaskan mengapa hal itu masih memicu imajinasi kita.

Makam firaun Tutankhamun adalah keseluruhan paket, mulai dari kehidupan dan pemerintahan seorang raja yang terhapus dari sejarah dan ditemukan kembali, hingga artefak luar biasa yang terkubur bersamanya, serta cerita di balik penemuan dan penggalian makam tersebut.

Firaun Tutankhamun, yang dijuluki ‘The Boy King’ di zaman modern, naik takhta sekitar tahun 1336 SM, pada usia sekitar sembilan tahun, diyakini dia memerintah selama sekitar 10 tahun.

Ketika Tutankhamun meninggal, dia dimumikan dan dikuburkan di sebuah makam yang penuh dengan patung, perhiasan, dan benda-benda dari kehidupan sehari-hari.

Harta yang lainnya juga dipilihkan untuk memuluskan perjalanannya ke alam baka.

Makam Tutankhamun, salah satu makam kerajaan terkecil di Lembah Para Raja, dekat Luxor modern, tetap tersembunyi selama 3.300 tahun sampai, pada 4 November 1922, pembukaannya ditemukan oleh tim yang dipimpin oleh arkeolog Inggris Howard Carter (1874-1939), dan dermawannya, George Herbert, Earl of Carnarvon ke-5.

Howard Carter menemukan pintu masuk makam di bawah makam Raja Ramses VI.

Tiga minggu kemudian, makam itu dibuka, yang terkenal mengungkapkan ‘hal-hal indah’, kata Carter.

Penggalian makam itu menjadi sensasi publik, dan diberitakan secara luas di media massa.

Sekitar 5.000 item terungkap, termasuk peti mati emas murni, kereta kerajaan, dan topeng kematian firaun.

Makam dan isinya terpelihara dengan sangat baik dan memberikan wawasan unik kepada para ahli Mesir Kuno tentang Kerajaan Baru Mesir pada Zaman Perunggu Akhir, antara abad ke-16 dan ke-11 SM.