Tak Ada Pilihan Selain Perang, Vladimir Putin Ungkap Alasannya Hancurkan Ukraina dengan Militer

Afif Khoirul M

Penulis

(ilustrasi) Vladimir Putin perintahkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi

Intisari-online.com - Menurut Vladimir Putin, beberapa sekutu Barat Kiev telah mendorong situasi di Ukraina ke titik di mana dapat dianggap "bunuh diri" bagi Ukraina dan "berbahaya" bagi Rusia.

Kantor berita TASS mengutip pernyataan Vladimir Putin pada (4/11/22) yang mengatakan bahwa Rusia pasti akan menghadapi rezim "neo-fasis" di Ukraina.

Bahkan jika Moskow tidak meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina.

"Konfrontasi Rusia dengan rezim neo-fasis yang muncul di Ukraina tidak dapat dihindari," katanya.

"Jika Rusia tidak meluncurkan operasi militer di Ukraina pada Februari, semuanya akan tetap terjadi seperti yang terjadi di masa lalu, tetapi Rusia akan berada dalam situasi yang lebih buruk," kata Putin.

Menurut presiden Rusia, beberapa sekutu Barat Kiev telah mendorong situasi di Ukraina ke titik di mana dapat dianggap "bunuh diri" bagi Ukraina dan "berbahaya" bagi Rusia.

"Kami menyadari ini berdasarkan sifat operasi tempur. Seolah-olah Ukraina didorong ke krematorium," Putin menggambarkan situasi saat ini.

Pemimpin Rusia itu mengatakan bahwa Ukrainalah yang menjadi korban utama dan pertama yang dengan sengaja menghasut kebencian terhadap rakyat Rusia.

"Di Rusia kebalikannya. Kami selalu memperlakukan orang Ukraina dengan kehangatan dan rasa hormat," katanya.

"Ini telah terjadi di masa lalu dan bahkan di masa sekarang, ketika ada konflik, kami tetap memperlakukan hal yang sama. seperti itu," kata Putin.

Rusia terpaksa meluncurkan operasi militer khusus untuk mencegah situasi menjadi lebih buruk, menurut presiden Rusia.

Pada abad-abad sebelumnya, Putin mencatat, beberapa kekuatan Barat telah diuntungkan dari perang saudara di Rusia.

"Mereka tidak peduli pada siapa pun tetapi hanya mengejar kepentingan mereka sendiri dan ingin Rusia melemah," katanya.

"Sekarang, dengan tanpa henti memasok Ukraina dengan senjata dan mengirim tentara bayaran ke sini, mereka benar-benar kejam terhadap warganya sendiri," Jelasnya.

"Mereka menghabiskan uang dan senjata untuk memajukan tujuan geopolitik yang tidak tepat untuk mereka. Terlepas dari kepentingan rakyat Ukraina," tegas Putin.

"Negara-negara Baratlah yang mendorong apa yang terjadi di Ukraina. Kami tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi," katanya lagi.

"Kami akan membela tanah air kami seperti yang dilakukan para pahlawan kami," kata presiden Rusia menegaskan.

Sementara Rusia disebut tengah menyiapkan langkah selanjutnya, usai meluluhlantahkan Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin disebut sedang mempersiapkan langkah selanjutnya setelah perang Rusia dan Ukraina.

Apakah itu?

Tak tanggung-tanggung, Vladimir Putin sedang mempersiapkan pertarungan dengan Barat.

Di mana dia akan mencoba untuk "membasmi" penduduk Ukraina dengan "membuat mereka membeku di musim dingin ini".

Hal itu disampaikan oleh Sam Cranny-Evans, seorang pakar pertahanan di Royal United Services Institute (RUSI) yang berbasis di Inggris telah memperingatkan.

Apa maksud dari "membuat mereka membeku di musim dingin ini"?

Menurut Express.co.uk pada Sabtu (29/10/2022), Sam Cranny-Evans mengatakan Rusia tengah bersiap untuk menghancurkan Bendungan Kakhovka di Ukraina selatan.

Tujuannya untuk menguji "tanggapan Barat".

Pendapat Cranny-Evans ini muncul setelah Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu berbicara dengan rekan-rekan dari Inggris, AS dan Prancis, termasuk Menteri Pertahanan Ben Wallace.

Menurut Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu, mereka membahas situasi di Ukraina yang memburuk dengan cepat.

Sebab situasi ini cenderung akan menuju eskalasi lebih lanjut yang tidak terkendali

Shoigu juga mengklaim, tanpa memberikan bukti, bahwa Ukraina berencana untuk meledakkan apa yang disebut "bom kotor" yang dikemas dengan bahan radioaktif.

Pernyataan Shoigu tampaknya gila. Tapi mereka selalu bersiap untuk kemungkinan konflik dengan Barat.

Baca Juga: Rahasia Besar CIA Terungkap, Begini Cara Mata-Mata Elit Amerika Serikat Ini Dilatih Untuk Perang

Artikel Terkait