Penulis
Intisari-Online.com -Benjamin Netanyahu kembali menjadi Perdana Menteri Israel!
Dilansir daricnn.com pada Sabtu (5/11/2022),Benjamin Netanyahumemenangkan mayoritas 65 kursi dari 120 kursi dalam pemilihanPerdana Menteri Israel.
Sebagai seorangpolitisi Israel,Benjamin Netanyahu pernah menjabat sebagai Perdana Menteri ke-9 Israeldari 1996 hingga 1999. Dan pada 2009 hingga 2021.
Selama 15 tahun sebagai Perdana Menteri Israel, Netanyahu telah terbukti menjadi pemimpin yang berhati-hati dalam masalah diplomatik dan keamanan.
Tapi dia juga memiliki sejarah tindakan provokatif terhadap orang Arab Israel dan Palestina.
Salah satunya terkaitkompleks Temple Mount di Yerusalem yang suci bagi umat Islam dan Yahudi.
Sejak Israel mengambil alih wilayah itu dari Yordania pada tahun 1967, status quo telah memastikan bahwa orang-orang Yahudi diizinkan untuk mengunjungi tetapi tidak berdoa di situs ini.
Lalu apa artikembalinya Netanyahu sebagai salah satu pemimpin di Israel?
Ada kekhawatiran bahwa kembalinya Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel akan membuat perang Rusia dan Ukraina memanas.
Ini karena jebatat Barat mengatakan bahwaIran bersiap untuk mengirim senjata tambahan termasuk rudal balistik ke Rusia.
Diketahui Iran dan Israek adalah musuh bebuyutan.
Menurutpejabat dari negara Barat yang memonitor program senjata Iran kepada CNN,Iran disebut sedang bersiap untuk mengirim sekitar 1.000 senjata tambahan.
Termasuk rudal balistik jarak pendek permukaan-ke-permukaan dan lebih banyak drone serang, ke Rusia untuk digunakan dalam perangnya melawan Ukraina.
Sementara waktu yang tepat kapan pengiriman akan tiba di Rusia tidak jelas, para pejabat percaya senjata pasti akan dikirimkan sebelum akhir tahun.
Dalam beberapa pekan terakhir, drone Iran telah menargetkan infrastruktur energi kritis di Ukraina.
Pengiriman senjata terakhir dari Iran ke Rusia termasuk sekitar 450 drone.
Sikap Iran inimenandai peningkatan yang signifikan dalam dukungan Iran untuk upaya perang Rusia.
Selain itu,Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi juga khawatir Iran mungkin merencanakan serangan terhadap infrastruktur energi Timur Tengah.
Seorang pejabat Saudi mengatakan kepada CNN bahwa Riyadh berbagi informasi intelijen tentang kemungkinan serangan dengan AS tetapi sumber itu tidak memberikan secara spesifik.
Untuk berjaga-jaga, jet tempur F-22 AS sudah berada di Arab Saudi dan tersedia untuk melawan ancaman apa pun.