Kisah Tragis Janda Muda Putri Helena dari Waldeck dan Pyrmont, Menantu Ratu Inggris Victoria

K. Tatik Wardayati

Penulis

Kisah Tragis Janda Muda Putri Ratu Helena dari Waldeck dan Pyrmont, Menantu Ratu Victoria.

Intisari-Online.com Putri Helena dari Waldeck dan Pyrmont lahir pada 17 Februari 1861 sebagai putri George Victor, Pangeran Waldeck dan Pyrmont dan Putri Helena dari Nassau.

Kedua orangtua Helena dapat melacak keturunan mereka kembali ke putri tertua Raja George II, yaitu Anne, Putri Kerajaan.

Helena menghabiskan sebagian besar masa mudanya di Kastil Arolsen, yang masih berfungsi sebagai tempat tinggal Wittekind, Pangeran Waldeck, dan Pyrmont.

Helena dianggap sebagai sangat cerdas, terikat tugas, dan dermawan, sesuatu yang nantinya akan mengesankan calon ibu mertuanya, Ratu Victoria.

Reputasi yang baik dari keluarga Putri Helena membuat kunjungan dari Pangeran Leopold, putra bungsu Ratu Victoria pada tahun 1881, setelah banyak upaya gagal menemukan calon pengantin yang cocok untuk putranya, Ratu berharap Putri Helena yang berusia 20 tahun ini dapat membuktikan dirinya.

Setelah beberapa pertemuan antara pasangan dan negosiasi di belakang layar, akhirnya pasangan itu diberikan waktu berduaan.

Pada 17 November, Leopold menyanyikan Helena sebuah lagu cinta Italia oleh Totsi.

Pendekatan Leopold yang tak lazim ini tampaknya berhasil karena sehari kemudian pasangan itu bertunangan dengan kebahagiaan terus-menerus pada Leopold.

Pasangan itu menikah pada 27 April 1882 di Kapel St. George, Kastil Windsor.

Setelah pernikahannya, Helena menjadi Duchess of Albany, pasangan itu lalu mendirikan tempat tinggal di Claremont House di Surrey.

Pernikahan antara Helena dan Leopold benar-benar bahagia, hingga memberikan dua anak, yaitu Putri Alice dari Albany yang menjadi Countess of Athlone, dan Pangeran Charles Edward, yang lahir empat bulan setelah kematian ayahnya.

Putri Helena, Charles, terus memegang berbagai posisi di Angkatan Darat Jerman dan kemudian di Partai Nazi.

Pernikahan antara Helena dan Leopold kemudian terputus secara tragis ketika Leopold, seorang penderita hemofilia, terpeleset dan lutut kanannya luka saat pulih dari penyakit di Cannes.

Pangeran Leopold meninggal karena pendarahan otak pada 28 Maret 1884 dalam usia 30 tahun.

Melansir History of Royal Women, kematian Leopold membuat Helena menjadi janda muda di negara asing.

Pecahnya Perang Dunia pada tahun 1914 membuat putranya (Adipati Saxe-Coburg dan Gotha) berperang di Angkatan Darat Jerman.

Sisa hidup Helena kemudian didedikasikan untuk tujuan amal.

Helena menjadi salah satu pendiri Deptfort Fund, yang didedikasikan untuk membantu wanita muda yang bekerja di bisnis penyembelihan ternak dapat menemukan pekerjaan alternatif.

Putri Helena meninggal karena serangan jantun gpada 1 September 1922 di Tyrol, Austria pada usia 61 tahun saat mengunjungi p utranya.

Melalui putranya, Helena menjadi nenek buyut dari Raja Swedia saat ini.

Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Ratu Victoria, Raja Inggris Selama 63 Tahun, Menikahi Sepupunya

Baca Juga: Putri Alice dari Albany, Cucu Ratu Victoria yang Tidak Mengenal Ayahnya

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari

Artikel Terkait