Bagaimanakah Gajah Mada Dapat Menyatukan Nusantara? Ini Penjelasannya

Khaerunisa

Penulis

Ilustrasi. Bagaimana Gajah Mada dapat menyatukan Nusantara.

Intisari-Online.com - Bagaimana Gajah Mada dapat menyatukan Nusantara? Simak penjelasannya berikut ini.

Pertanyaan mengenai bagaimana Gajah Mada dapat menyatukan Nusantara ada di halaman 144 Buku Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 13 yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Gajah Mada merupakan salah satu orang yang berperan besar dalam masa kejayaan Kerajaan majapahit.

Dalam buku Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 13, pembahasan mengenai Kerajaan Majapahit dimulai pada halaman 136.

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang berpusat di Jawa Timur dan berdiri antara abad ke-14 - ke-15 M.

Majapahit mencapai zaman keemasan pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan pahitnya adalah Patih Gajah Mada.

Saat itu, wilayah kekuasaan Majapahit sangat luas, bahkan melebihi luas wilayah Republik Indonesia sekarang.

Seluruh kepulauan di Indonesia berada di bawah kekuasaan Majapahit.

Keberhasilan Majapahit menguasai wilayah yang luas tidak dapat dilepaskan dari kegigihan Gajah Mada.

Bagaimana Gajah Mada dapat menyatuhan Nusantara?

Hal itu bermula dari sumpah yang diucapkannya, dikenal sebagai Sumpah Palapa.

Gajah Mada rupanya benar-benar melaksanakan Sumpah Palapa.

Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan atau sumpah yang dikemukakan oleh Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M).

Isi Sumpah Palapa, yaitu: "Lamun huwus kalah nusantara, ingsun amukti palapa. Lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Baki, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa"

(Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa (kesenangan). Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pyulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa).

Dari Sumpah Palapa, Gajah Mada berjuang mempersatukan Nusantara.

Dalam melaksanakan cita-citanya, Gajah Mada didukung oleh beberapa tokoh, misalnya Adityawarman dan Laksamana Nala.

Gajah Mada menggunakan ekspedisi militer sebagai jalan untuk mencapai cita-citanya.

Di bawah pimpinan Laksamana Nala Majapahit membentuk angkatan laut yang sangat kuat.

Tugas utamanya adalah mengawasi seluruh perairan yang ada di Nusantara.

Laksamana Nala pun dikirim Gajah Mada untuk menguasai Nusantara bagian barat.

Target daerah yang akan dikuasai Tumenggung Nala adalah Kerajaan Samudra Pasai, kemudian Jambi dan Palembang. Usaha ini berhasil dilakukan oleh pasukan Majapahit.

Setelah itu, Gajah Mada memerintahkan mereka untuk menuju Semenanjung Malaka, Tumasik (Singapura), dan Kalimantan. Dalam perjalanan itu, pasukan Majapahit berhasil menguasai daerah seperti Langkasuka, Kelantan, Trenggano, Kedah, Selangor, dan Tumasik.

Sementara itu, saat ke Kalimantan, pasukan Majapahit berhasil menguasai Tanjungpura, Sambas, Banjarmasin, Pasir Kutai, dan Brunei.

Menurut Kitab Negarakretagama, pada akhirnya daerah yang berhasil dikuasai meliputi seluruh wilayah Indonesia saat ini, kecuali Sunda.

Wilayah Sunda tidak ditaklukkan Majapahit karena memiliki hubungan yang baik. Selain itu, Gajah Mada ternyata juga enggan untuk menguasainya dengan jalan militer.

Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit pun mengalami kemajuan di berbagai bidang.

Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.

Patih Gajah Mada sendiri tercatat meninggal dunia pada 1363 Masehi dikarenakan sakit.

Kepergian Gajah Mada meninggalkan duka mendalam, terutama bagi Raja Hayam Wuruk.

Sejak meninggalnya Gajah Mada, Majapahit kemudian mengalami kemunduran hingga berakhir pula kebesaran Kerajaan Majapahit.

Baca Juga: Sejarah Kelas X: Mengapa Rakyat Indonesia Mudah Menerima Ajaran Hindu-Buddha?

(*)

Artikel Terkait