Find Us On Social Media :

Sering Gunakan Bahasa Kurang Sopan, Salah Satu Ciri Orang Cerdas

By Ade Sulaeman, Jumat, 19 Agustus 2016 | 07:30 WIB

Sering Gunakan Bahasa Kurang Sopan, Salah Satu Ciri Orang Cerdas

Intisari-Online.com -  Tidak sedikit orang sukses, yang dikemudian hari dianggap sebagai salah orang tercerdas di dunia, mengalami kesulitan belajar saat masih berada di bangku sekolah. Albert Einstein misalnya.

Dengan kata lain, tidak ukuran pasti mengenai kecerdasan seseorang. Namun, kita masih dapat mengenali orang-orang yang memiliki potensi kecerdasan luar biasa melalui beberapa tanda di bawah ini:

- Gangguan mental

Kaitan antara gangguan mental dan kecerdasan memang masih kontroversial, tetapi tak ada salahnya diperhatikan. Misalnya saja, banyak orang berbakat di bidang sastra ternyata menderita bipolar, sebut saja Vincent Van Gogh, Emily Dickinson, dan Ernest Hemingway.

Kaitan antara kecerdasan dan kesehatan mental memang belum jelas. Salah satu teori menyebut, protein spesifik yang terkait dengan memori dan rasa ingin tahu di otak tikus, juga terkiat dengan gangguan bipolar dan skizofrenia pada manusia.

Selain itu, kemampuan yang dperlukan untuk menyelesaikan soal matematika dan memproses informasi dengan cepat, bisa membuat seseorang beresiko mengalami mania (kondisi fokus tinggi dan beraktivitas tanpa lelah yang sering dialami orang bipolar).

- Bahasa kurang sopan

Walau secara umum kebanyakan orang mengaitkan bahasa yang kotor dan tidak sopan dengan kurangnya pendidikan, tetapi penelitian menunjukkan orang yang sering mengumpat ternyata cerdas. Mereka biasanya memiliki kosa kata yang lebih banyak.

- Berani ambil risiko

Seseorang yang terbuka pada tantangan baru dan tidak takut mengambil risiko cenderung punya kecerdasan lebih tinggi. Demikian menurut penelitian tahun 2015 di Finlandia.

- Kurang aktif

Meski sifat pemalas tak akan membuat seseorang lebih pintar, tetapi orang yang banyak berpikir biasanya tidak tertarik pada olahraga yang mengerahkan tenaga fisik, seperti olahraga. Sifat tidak aktif itu bagi kebanyakan orang juga dianggap sebagai kemalasan.

- Anak tertua

Urutan lahir juga berpengaruh pada kecerdasan. Anak sulung pada umumnya punya kecerdasan lebih tinggi dibanding adik-adiknya. Kemungkinan ini karena anak pertama dididik dengan disiplin lebih keras oleh orangtuanya.

- Pencemas

Senang merenung atau memikirkan sebuah situasi dan pengalaman berulang kali, bisa jadi merupakan tanda kecerdasan. Karena sering mempertimbangkan kejadian masa lalu dan masa depan secara detail, orang-orang ini juga dianggap sebagai pencemas.

- Populer

Anak yang populer biasanya mampu membaca emosi orang lain dan kepribadian dengan baik. Keterampilan itu bisa membuat anak cerdas lebih populer dibanding teman sebayanya.

Penelitian juga menyebutkan, anak-anak yang cerdas secara emosi dan bisa mengenali apa yang orang inginkan, pikirkan, dan rasakan, bisa mencapai kedudukan sosial lebih tinggi dibanding yang lain.

- Tak percaya Tuhan

Hasil analisa terhadap 35 penelitian menemukan, orang yang memandang dunia secara natural cenderung lebih cerdas dibanding orang yang religius. Mereka juga cenderung menganggap kepercayaan religius sebagai hal yang irasional dan tidak bisa dibuktikan oleh sains.

(kompas.com)