Find Us On Social Media :

Eksekusi Mati Raden Trunojoyo Terbengis Sepanjang Sejarah Kerajaan

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 10 Oktober 2022 | 16:03 WIB

(Ilustrasi) Eksekusi Mati Trunojoyo Paling Sadis dalam Sejarah Nusantara

Intisari-Online.com - Raden Trunojoyo yang masih cicit Sultan Agung dihukum mati setelah dianggap menjadi pemberontak.

Dia menjadi pemberontakan di era Kerajaan Mataram di masa Amangkurat I dan Amangkurat II.

Akhir hidup Trunojoyo  yang mengenaskan terjadi setelah kekalahannya dalam perang melawan pasukan Mataram di bawah perintah Amangkurat II yang dibantu VOC pada 27 Desember 1679.

Sebelumnya diketahui bahwa Trunojoyo setelah kemenangannya bergelar Panembahan Maduretno, kemudian mendirikan pemerintahannya sendiri. 

Hampir seluruh wilayah pesisir Jawa juga sudah jatuh ke tangan Trunojoyo, meskipun pada waktu itu wilayah pedalaman masih banyak yang setia terhadap Mataram.

Adipati Anom alias Amangkurat II balas menyerang Trunojoyo setelah menandatangani persekutuan dengan VOC.

Persekutuan ini dikenal dengan nama Perjanjian Jepara pada September 1677 yang isinya Sultan Amangkurat II Raja Mataram harus menyerahkan pesisir Utara Jawa jika VOC membantu memenangkan terhadap pemberontakan Trunojoyo.

VOC di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Cornelis Speelman mengerahkan kekuatan besar untuk menaklukkan perlawanan Trunojoyo baik di laut maupun daratan.

Pada April 1677, Speelman bersama pasukan VOC berangkat untuk menyerang Surabaya dan berhasil menguasainya.

Speelman yang memimpin pasukan gabungan berkekuatan sekitar 1.500 prajurit mendesak Trunojoyo.

Di Bukit Selokurung Lereng Gunung Kelud pecah pertempuran antara pasukan gabungan kompeni dan Kasultanan Mataram di bawah pimpinan Kapitan Francois Tack melawan pasukan Pangeran Trunojoyo yang dibantu oleh Karaeng Galesong.

Setelah bertempur mati-matian, pada 27 Desember, Trunojoyo akhirnya ditangkap oleh VOC dan dibawa kehadapan Amangkurat II yang berada di Payak, Bantul.