Find Us On Social Media :

Apa yang Dimaksud Golongan Fungsional? Simak Jawabannya Berikut Ini

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 9 Oktober 2022 | 18:58 WIB

Apa yang dimaksud golongan fungsional?

Intisari-Online.com - Tahukah Anda apa yang dimaksud golongan fungsional?

Untuk mengetahui jawaban dari soal 'apa yang dimaksud golongan fungsional?' ada di halaman 62 dalam buku Sejarah kelas XII dalam kurikulum 13.

Namun sebelum mengetahui apa yang dimaksud golongan fungsional, Anda harus tahu bahwa Kabinet Djuanda merupakan Zaken Kabinet dengan beban tugas yang harus dijalankan adalah perjuangan membebaskan Irian Barat dan menghadapi keadaan ekonomi dan keuangan yang memburuk.

Kabinet Djuanda untuk menyelesaikan tugasnya menyusun program kerja yang terdiri dari lima pasal yang dikenal dengan Panca Karya, sehingga kabinetnya pun dikenal sebagai Kabinet Karya.

Kelima program tersebut meliputi:

a. Membentuk Dewan Nasional

b. Normalisasi keadaan Republik Indonesia

c. Melanjutkan pembatalan KMB

d. Memperjuangkan Irian Barat kembali ke RI

e. Mempercepat pembangunan

Dewan Nasional merupakan amanat dari Konsepsi Presiden 1957.

Dewan ini mempunyai fungsi menampung dan menyalurkan keinginan-keinginan kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat dan juga sebagai penasihat pemeritah untuk melancarkan roda pemerintahan dan menjaga stabilitas politik untuk mendukung pembangunan negara.

Dewan ini dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno yang anggota-anggotanya terdiri dari golongan fungsional.

Golongan fungsional adalah kaki tangan presiden soekarno yang bertugas memimpin dewan nasional yang dibentuk Djuanda (kabinet Djuanda).

Untuk menormalisasi keadaan yang diakibatkan oleh pergolakan daerah, Kabinet Djuanda pada 10-14 September 1957 melangsungkan Musyawarah Nasional (Munas) yang dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional dan daerah, di antaranya adalah mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta.

Musyawarah ini dilaksanakan di gedung Proklamasi Jalan Pegangsaan Timur No. 56.

Musyawarah ini membahas permasalahan-permasalahan pemerintahan, persoalan daerah, ekonomi, keuangan, angkatan perang, kepartaian serta masalah dwitunggal Soekarno Hatta.

Musyawarah ini kemudian menghasilkan keputusan yang mencerminkan suasana saling pengertian.

Baca Juga: Siapa Itu Sultan Agung yang Tidak Pernah Mau Berdamai dengan VOC?

(*)