Penulis
Intisari-Online.com-Haremkekaisaran era Ottoman merupakan kumpulan istri, pelayan, dan selir sultan, yang jumlahnya bisa mencapai ratusan.
Para wanita di harem dibedakan menjadi beberapa kelas.
Kelas pertama yakni 'odalisque,'yang secara kasar diterjemahkan dari bahasa Turki menjadi pelayan kamar.
Mereka juga kadang-kadang disebut sebagai ikbal, dan meskipun harus cantik, mereka harus memiliki beberapa kualitas lebih untuk bisa berada di dalam kelas tersebut.
Mereka harus punya kepribadian dan bakat yang tulus.
Kategori kelas yang kedua yakni 'gedik,' mereka ditugaskan untuk melayani Sultan dengan makanan ringan di malam hari.
Lalu tingkat yang terendah adalah pelayan yang punya tugas sama seperti gedik, tapi belum sah karena belum disetujui.
Semua wanita di dalam Harem bukanlah budak dan sebagian besar istri Sultan senang hidup bebas di dekat selirnya.
Karena para istri telah diterima dalam pernikahan atas kehendak bebas mereka, mereka merupakan manusia bebas.
Harem seorang Sultan melayani dengan berbagai cara, bahkan yang tinggal di harem ada yang akhirnya memegang kekuasaan dan punya hak kemerdekaan sendiri.
Namun juga keliru jika menganggap harem sebagai tempat pemberdayaan perempuan.
Hal itu sama kelirunya dengan membayangkannya sebagai rumah bordil Sultan.
Para wanita di harem juga tidak cukup hanya dengan menjadi cantik, tapi harus ikut pendidikan tertentu.
Merekadiajari seni berperilaku halus dan menjadi dewasa penuh rasa percaya diri.
Wanita di harem Sultan Ottoman dikenal dalam sejarah dengan reputasinya sebagai yang paling cantik.
Sebagian besar mereka dibeli di pasar budakRusia, Yunani, Turki, Ukraina, Iran, dan sebagian Eropa.
Para wanita ini belajar memainkan alat musik, menari, membacakan puisi, dan yang terpenting menguasai seni rayuan dan erotisme.
Mereka bahkan diajarkan sastra, geografi, sejarah, dan kaligrafi, dan mata pelajaran lain pilihan mereka.
(*)