Find Us On Social Media :

Misteri Pilot Kapal Milik Makhluk Luar Angkasa

By K. Tatik Wardayati, Senin, 16 Februari 2015 | 20:45 WIB

Misteri Pilot Kapal Milik Makhluk Luar Angkasa

Intisari-Online.com – Di balik pertemuan antara makhluk luar angkasa dengan manusia, yang menjadi pusat perhatian adalah pilot kapal makhluk luar angkasa itu, atau ufonauts. Benarkah gambarannya mirip dengan manusia?

--

Atas dasar ciri-ciri pertemuan dengan manusia, para ahli dan pengamat UFO memilahnya menjadi tiga kategori. Yakni pertemuan tanpa kontak fisik, pertemuan dengan kontak fisik, dan pertemuan dengan melibatkan makhluk UFO. Pada pertemuan tanpa kontak fisik biasanya si saksi hanya melihat benda terbang pada jarak kurang dari 150 m. Kendati berbentuk oval, berkubah, dan tanpa sayap, benda ini bisa berputar-putar dan terbang dengan kecepatan tinggi. Lintasannya vertikal, dan lepas landas dengan kemiringan 45° atau lebih.

Pertemuan dengan kontak fisik mirip dengan jenis pertama tetapi plus akibat fisik yang ditimbulkan. Tumbuhan terbakar atau hangus, ranting pohon patah, binatang ketakutan atau terluka. Benda-benda terutama kendaraan bermotor tiba-tiba lumpuh, mesin mati, radio tak bisa menangkap gelombang, lampu mengecil atau padam.

Sedang pada jenis ketiga, pertemuan itu ditandai oleh kehadiran penumpang dengan aneka warna, bentuk, dan ukuran. Beberapa laporan ada yang menyebut sebesar manusia dengan bentuk yang sempurna.

Di balik pertemuan itu ufonaufs (pilot UFO) menjadi pusat perhatian. Gambaran-gambaran  tentang dia dinilai terlampau "manusiawi" untuk dianggap benar-benar makhluk asing. Wujud fisiknya selalu mirip manusia dengan dua tangan, dua lengan, dan satu kepala. Tetapi detilnya terlampau beragam sehingga bisa jadi ada ratusan spesies makhluk asing.

Berjenis-jenis makhluk asing inilah yang sulit dipercaya, ungkap Patrick Huyghe, pengarang The Field Guide to Extraterrestrial. "Dari Amerika Selatan dilaporkan kemunculan makhluk kerdil hitam yang agresif. Di benua Eropa, terutama Inggris, makhluknya tinggi, berambut pirang, mata biru, dan watak lebih ramah. Keragaman tampilan berdasarkan wilayah  munculnya ini membuat UFO diragukan kalau berasal dari luar bumi, karena perbedaannya menuruti pola budaya dan masa saat mereka dilaporkan muncul. Maka makhluk UFO itu sebenarnya khayal saja," tulis Huyghe.

Pandangan Huyghe disokong oleh para ufolog Eropa, sebaliknya ditolak para peneliti UFO Amerika yang tetap percaya, piring terbang adalah pesawat luar angkasa yang datang dari planet lain. Namun, hipotesa adanya makhluk ET (ekstraterestrial) tetap punya banyak lubang untuk dipertanyakan. Misalnya, harus ada wahana angkasa dengan kecepatan sama atau melebihi kecepatan cahaya (± 300.000 km/detik) guna menjembatani ruang antarplanet yang sangat jauh. Nah, menurut perkiraan Einstein, wahana yang secepat itu belum tersedia.

Sebatas halusinasi

Pertanyaan lain. Banyak ufolog tidak bisa mengerti mengapa harus ada begitu banyak kemunculan UFO yang dilaporkan sampai 100.000 buah? Soalnya, kalau "makhluk cerdas" mau tahu kondisi bumi tentu tak perlu datang berombongan. Cukup dengan beberapa saja membawa misi pengambilan contoh bumi.

Ganjalan keberadaan UFO juga muncul oleh penggambaran para saksi mata yang mengatakan bagaimana UFO sering dilihat melakukan pembelokan tajam 90°. Manuver itu bukan hanya bisa mematikan bagi pilot berpengalaman, namun juga makhluk luar angkasa yang mirip kita.

Namun, keberatan-keberatan di atas ditolak mentah-mentah oleh sebagian ufolog. Ada yang berpendapat, makhluk ET pastilah jauh lebih tangguh dibandingkan dengan manusia bumi. Bahkan Gerald Heard, yang tahun 1951 menulis Is Another World Watching?, salah satu buku pertama tentang piring terbang, mengatakan wahana itu adalah kapal angkasa dari Planet Mars yang dipiloti oleh lebah super canggih, sepanjang kira-kira dua inci (5 cm). Sebab, hanya binatang ini yang bisa menerima gaya G (gravitasi) yang ditimbulkan oleh sebuah piring terbang. Lucunya, ketika belakangan ilmuwan menemukan bahwa di Planet Venus dan Mars tak mungkin ada kehidupan, para pelopor UFO lalu mulai menyebutkan "asal-usul" UFO yang makin jauh.

Betapa pun, kaum ufolog sendiri memperkirakan antara 85 - 95% laporan tentang UFO, kalau diselidiki dengan benar, pasti bisa dijelaskan, sehingga termasuk kategori "identified", daripada "unidentified" seperti yang tersirat dalam istilah UFO sendiri. Contohnya dialami Donald Menzel, direktur Observatorium Harvard College, yang mengungkapkan banyak penglihatan piring terbang sebenarnya cuma sebatas penglihatan maya akibat gejala astronomi. Misalnya, Planet Venus yang karena terdistorsi oleh kondisi atmosfer yang luar biasa dapat "berubah" bentuk seperti piringan yang melesat ke sana kemari.

Menzel sendiri mengaku pernah mengalami salah persepsi. Ketika itu sebelum fajar tiba, 3 Maret 1995, ia sedang menerbangkan pesawat bomber tua ke kota Fairbanks. Tiba-tiba dari arah horison ada kilap terang yang melesat ke arahnya dan berhenti pada jarak 90 m. Tampak objek warna perak metalik dengan kelap-kelip cahaya hijau serta merah, dan seperti punya baling-baling di bagian atasnya. Menzel kontan berpikiran benda itu meteor, tetapi perilakunya tidak seperti meteor. Apakah itu halusinasi?

Lalu ia menanggalkan kacamata guna memastikan hal itu bukan karena refleksi. Kemudian cahaya itu tiba-tiba  berkelebat dengan percepatan yang sulit dipercaya, dan hilang di atas horison hanya dalam dua detik. Baru saat cahaya itu muncul lagi pada posisi yang sama, Menzel menyadari yang dilihatnya itu adalah sebuah bintang, mungkin Sirius yang ada di bawah horison. Andaikan orang lain yang  menyaksikannya, mungkin ia akan beranggapan telah melihat UFO. Kasus "cahaya angkasa" itu menunjukkan, pengamat yang sudah terlatih pun bisa salah mengidentifikasi.

Belum lagi, radar pengamat lalu-lintas benda di angkasa pun ternyata tak luput dari kesalahan. Ia bisa gagal membedakan antara benda dan jejak meteor; atau antara jejak gas yang terionisasi, hujan, atau panas yang terputus. Apalagi, ada beberapa hal yang bisa menimbulkan "jejak" pada radar, meski keliru. Semisal gangguan elektronik, pantulan dari lapisan-lapisan yang terionisasi atau awan, serta refleksi dari daerah-daerah lembap. Sementara kontak fisik dengan makhluk pintar itu banyak yang diwarnai oleh halusinasi. 

--

Tulisan ini pernah dimuat dalam rubrik Maya Intisari edisi November 1998 dengan judul asli Halusinasi tentang UFO Makin Canggih