Find Us On Social Media :

Misteri Pilot Kapal Milik Makhluk Luar Angkasa

By K. Tatik Wardayati, Senin, 16 Februari 2015 | 20:45 WIB

Misteri Pilot Kapal Milik Makhluk Luar Angkasa

Betapa pun, kaum ufolog sendiri memperkirakan antara 85 - 95% laporan tentang UFO, kalau diselidiki dengan benar, pasti bisa dijelaskan, sehingga termasuk kategori "identified", daripada "unidentified" seperti yang tersirat dalam istilah UFO sendiri. Contohnya dialami Donald Menzel, direktur Observatorium Harvard College, yang mengungkapkan banyak penglihatan piring terbang sebenarnya cuma sebatas penglihatan maya akibat gejala astronomi. Misalnya, Planet Venus yang karena terdistorsi oleh kondisi atmosfer yang luar biasa dapat "berubah" bentuk seperti piringan yang melesat ke sana kemari.

Menzel sendiri mengaku pernah mengalami salah persepsi. Ketika itu sebelum fajar tiba, 3 Maret 1995, ia sedang menerbangkan pesawat bomber tua ke kota Fairbanks. Tiba-tiba dari arah horison ada kilap terang yang melesat ke arahnya dan berhenti pada jarak 90 m. Tampak objek warna perak metalik dengan kelap-kelip cahaya hijau serta merah, dan seperti punya baling-baling di bagian atasnya. Menzel kontan berpikiran benda itu meteor, tetapi perilakunya tidak seperti meteor. Apakah itu halusinasi?

Lalu ia menanggalkan kacamata guna memastikan hal itu bukan karena refleksi. Kemudian cahaya itu tiba-tiba  berkelebat dengan percepatan yang sulit dipercaya, dan hilang di atas horison hanya dalam dua detik. Baru saat cahaya itu muncul lagi pada posisi yang sama, Menzel menyadari yang dilihatnya itu adalah sebuah bintang, mungkin Sirius yang ada di bawah horison. Andaikan orang lain yang  menyaksikannya, mungkin ia akan beranggapan telah melihat UFO. Kasus "cahaya angkasa" itu menunjukkan, pengamat yang sudah terlatih pun bisa salah mengidentifikasi.

Belum lagi, radar pengamat lalu-lintas benda di angkasa pun ternyata tak luput dari kesalahan. Ia bisa gagal membedakan antara benda dan jejak meteor; atau antara jejak gas yang terionisasi, hujan, atau panas yang terputus. Apalagi, ada beberapa hal yang bisa menimbulkan "jejak" pada radar, meski keliru. Semisal gangguan elektronik, pantulan dari lapisan-lapisan yang terionisasi atau awan, serta refleksi dari daerah-daerah lembap. Sementara kontak fisik dengan makhluk pintar itu banyak yang diwarnai oleh halusinasi. 

--

Tulisan ini pernah dimuat dalam rubrik Maya Intisari edisi November 1998 dengan judul asli Halusinasi tentang UFO Makin Canggih