Find Us On Social Media :

Kisah PSK Primadona Menolak Dijadikan Gundik oleh Tuan Besar Belanda

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 4 Oktober 2022 | 21:35 WIB

Fientje de Feniks

Intisari-Online.com - Praktik pergundikan atau memiliki selir sudah terjadi di peradaban Yunani kuno dan Romawi.

Di Tiongkok kuno, pergundikan adalah praktik kompleks.

Di peradaban tersebut para selir diberi peringkat sesuai dengan tingkat kaisar dengan mereka.

Praktik pergundikan juga terjadi di era kolonial Hindia Belanda.

Sulitnya kehidupan di zaman kolonial Belanda juga membuat masyarakat Indonesia menempuh berbagai macam upaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hal inilah yang menyebabkan munculnya berbagai macam pekerjaan, salah satunya sebagai pramuria bagi para wanita.

Tersebutlah seorang pramuria 'nyai penghibur' kelas atas zaman kolonial bernama Fientje de Feniks.

Fientje de Feniks lahir di Batavia tahun 1893, namun tak ada silsilah keluarga yang jelas dari mana ia berasal.

Fientje yang saat itu masih menginjak usia remaja (19 tahun) sudah harus terjun ke dunia malam menjadi pramuria karena kesusahan cari makan di zaman penjajahan.

Ia lantas bekerja di rumah bordil milik seseorang bernama Umar.

Parasnya yang cantik membuat Fientje sangat dikenal sebagai wanita penghibur kelas atas di Batavia.

Pelanggannya siapa lagi kalau bukan para petinggi 'Kompeni' yang berkocek tebal, salah satunya Kompeni Tuan Besar Belanda bernama Gemser Brinkman.