Penulis
Intisari-online.com - Tepat pada hari ini 30 September, Indonesia mengalami insiden bersejarah yang dikenal dengan sebutan G 30S PKI.
Sebuah gerakan pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk melenggengserkan ideologi Pancasila.
Sejak tahun 1920-an, hingga 1966 PKI menjadi sebuah partai yag mengalami perkembangan cukup pesat.
PKI dibentuk tahun 1914, dan pernah menjadi partai terbesar di Indonesia sebelum akhirnya dilarang dan dibubarkan.
Tak main-main jumlah pendukungnya pun mencapai 3 juta orang sehingga menjadikannya partai komunis terkuat di luar Uni Soviet dan China.
Sementara itu, menurut Kompas.com, PKI berupaya menanamkan ideologi komunis di Indonesia.
Melalui berbagai organisasi, seperti Sarekat Islam (SI) yang waktu itu anggotanya sudah berjumlah ratusan ribu.
Sarekat Islam terpecah menjadi dua, yaitu SI putih (golongan Islam) dan SI Merah, yang berafiliasi dengan komunis.
Upaya PKI menyebarkan ideologi Komunis juga dituding melawan atau ingin menggantikan Pancasila.
Tudingan tersebut namun sempat ditepis oleh DN Aidit di depan Kader Revolusi Oktober 1965.
DN Aidit dengan tegas menyatakan bahwa PKI menerima Pancasila secara keseluruhan.
Bahkan, DN Aidit juga mengakui bahwa Pancasila berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa.
Tidak hanya itu, PKI juga menentang adanya pemretelan terhadap Pancasila.
Bagi PKI, setiap sila dalam Pancasila memiliki nilai yang sama-sama penting.
Dari pernyataan ini maka dapat disimpulkan bahwa PKI tidak berkeinginan untuk mengganti Pancasila.
Namun dalam buku Sejarah Hukum Indonesia, karya Sutan Remy Sjahdeini, menyebut tujuan utama PKI adalah mengganti idologi Indonesia menjadi Komunis.
Artinya tujuan utama PKI adalah mengubah Indonesia menjadi negara Komunis.
PKI dituding ingin menggulingkan pemerintahan dengan membunuh jenderal, sebagai bentuk perwujudan masyarakat Komunis.
Jenderal yang terbunuh tersebut setelah menolak usulan PKI untuk membentuk angkatan militer kelima selain TNI AD, TNI AU, TNI AL, dan Polisi.
Jika G 30S PKI berhasil menggulingkan pemerintahan dan mengganti ideologi Indonesia dengan komunis, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi negara Komunis seperti China yang didominasi PKC tau waktu Uni Soviet masih berjaya.
Sementara itu, sejak pemberangusan jutaan simpatisan PKI, segala hal mengenai PKI disembunyikan bahkan buku-buku yang memuat soal PKI pun dilarang di Indonesia.
Baca Juga: Pernah Menyusup ke Malaysia Demi Misi Ini, Kisah Pierre Tendean Jenderal yang Berakhir di Tangan PKI