Penulis
Intisari-Online.com – Perjalanan Timor Leste untuk mendapatkan kedaulatan atas kemerdekaan negaranya sendiri rupanya sama panjangnya dengan penggunaan mata uang mereka.
Timor Leste disebut sebagai salah satu negara yang tidak memiliki mata uang resmi sendiri, meski telah berpisah dari Republik Indonesia.
Dan kini, Timor Leste memililh Dolar AS sebagai mata uangnya.
Dolar AS dipilih sebagai mata uang Timor Leste resmi sejak tahun 2000 dengan dikeluarkannya Regulation 2000/7 pada 4 Januari 2000, seperti mengutip dari laman Peacekeeping Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Menurut aturan tersebut, semua transaksi resmi harus menggunakan Dolar AS, namun masyarakat masih diperbolehkan menggunakan mata uang lain yang masih beredar cukup banyak, seperti rupiah, bath (Thailand), escudo (Portugis), dan Dolar Australia.
Ketika itu, UNTAET (PBB) dan pemerintahan transisi Timor Leste memiliki alasan mengapa dolar AS yang dipilih.
Hal itu karena mata uang dolar AS dianggap stabil dan kuat serta diterima di seluruh dunia.
Sebelum akhirnya ditetapkan dolar AS sebagai mata uang resmi negara yang memisahkan diri dari Republik Indonesia, inilah perjalanan panjang mata uang Timor Leste.
Setelah terbentuknya koloni Timor Portugis pada tahun 1702, mil reis Portugis mulai beredar di daerah tersebut hingga tahun 1894
Itu saat Timor Portugis memperkenalkan mata uang sendiri, yaitu pataca.
Gulden Hindia Belanda digunakan di Timor Portugis ketika invasi Jepang berhasil ke Timor pada tahun 1942, lalu digunakan Roepiah pada tahun 1943.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Pataca diperkenalkan kembali di Timor Portugis yang kemudian diganti oleh Escudo pada tahun 1959.
Lalu, ketika Indonesia menginvasi Timor Timur pada tahun 1975, seluruh pulau Timor menggunakan Rupiah Indonesia, dan berlaku hingga tahun 2000.
Di tahun itu pula PBB di Timor Lorosae memutuskan penggunaan alat pembayaran yang sah di koloni mereka menggunakan dolar AS.
Negara ini sempat memperkenalkan koinnya sendiri pada tahun 2003, setelah Timor Lorosae merdeka dan bertaulat sendiri pada 20 Mei 2002.
Maka, uang yang digunakan sebagai mata uang resmi Timor Leste adalah uang kertas dolar AS dan koin centavo Timor Leste.
Koin Centavo digunakan dalam denominasi 1, 5, 10, 25, dan 50, yang cocok dengan denominasi koin dolar kecuali untuk koin $1.
Meski digunakan secara terus-menerus, kemungkinan uang kertas Centavo tidak diketahui pasti di masa depan.
Karena koin Centavo itu tidak diakui secara internasional, dan belum diberikan kode ISO.
Maka dolar AS dipilih menggantikan Rupiah Indonesia pada tahun 2000 sebagai mata uang yang digunakan untuk transaksi resmi dengan semua uang kertas dolar AS yang beredar di AS juga beredar di negara Timor Leste ini.
Keputusan itu diharapkan dapat menyelamatkan negara dari ketidakstabilan politik dan ekonomi, karena mempermudah dalam hal perdagangan dan bisnis.
Di awal penerapan, penggunaan dolar AS tentu saja menimbulkan gejolak di tengah masyarakat, karena nilai dolar AS sangat tinggi untuk ukuran standar harga barang dan jasa di negara bekas koloni Portugis itu.
Penerapan dolar AS sebagai mata uang resmi negara juga membuat harga-harga barang dengan cepat melambung tinggi.
Atas kejadian tersebut, pemerintah Timor Leste menganggap penggunaan dolar AS tidak berpengaruh pada harga, justru masyarakat yang harus menyesuaikan melalui pengaturan jumlah barang atau jasa.
Misalnya saja, harga beras yang dibeli dengan Rupiah seharga Rp5.000 per liter, bukan berarti harga setelah transisi harga beras 1 liter dihargai 1 dolar AS.
Yang berlaku adalah saat membeli beras dengan mata uang sebesar 1 dolar AS, maka beras yang didapatkannya harus lebih banyak dari 1 liter.
Menurut pemerintah Timor Leste, mengutip Kompas.com, juga bukan hanya karena kenaikan harga-harga barang di masa transisi, tetapi karena terjadi adanya prinsip pasar, yaitu permintaan dan penawaran.
Adopsi dolar ini lebih memudahkan investor asing untuk berdagang dan melakukan bisnis di negara kecil itu.
Baik PBB maupun pemerintahan transisi pada waktu itu mengklaim bahwa penggunaan dolar AS hanya dilakukan selama dua hingga tiga tahun setelah merdeka dari Indonesia.
Nyatanya, aturan itu masih berlaku hingga sekarang, yang berarti mata uang resmi Timor Leste masih menggunakan dolar AS.
Meskipun demikian, mata uang Rupiah masih marak digunakan di Timor Leste, terutama daerah yang berbatasan dengan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sedangkan penduduk Timor Leste di pedesaan, masih memilih menggunakan sistem barter.
Sementara uang tunai digunakan dalam perekonomis, uang plastik jarang sekali digunakan kecuali fasilitas atas seperti restoran mahal.
Meski telah merdeka 20 tahun silam, harga-harga barang di Timor Leste masih tinggi akibat warisan dari gejolak politik dan ekonomi pasca-merdeka.
Negara Timor Lorosae ini masih bergelut dengan kemiskinan dan ekonomi yang tidak stabil.
Maka, bukan tidak mungkin mempersiapkan mata uang sendiri tidak masuk dalam agenda prioritas pemerintah.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari