Penulis
Intisari-Online.com – Ketika Chistopher Columbus mendarat pada tahun 1492, benua Amerika telah dihuni selama puluhan ribu tahun.
Dia bukanlah orang pertama yang menemukan benua itu.
Namun sebaliknya, penemuannya justru menjadi yang terakhir dari banyak penemuan.
Secara keseluruhan, orang menemukan benua Amerika setidaknya tujuh kali berbeda, dan enam di antaranya tidak terlalu baru.
Para penemu benua Amerika itu datang melalui laut dan darat, membawa gen baru, bahasa baru, teknologi baru.
Beberapa tinggal, menjelajahi, dan membangun kerajaan, sementara yang lain pulang dan meninggalkan sedikit petunjuk bahwa mereka pernah ke benua itu.
Dari yang terakhir hingga yang pertama, inilah kisah bagaimana mereka menemukan benua Amerika.
7. Christopher Columbus, 1492 M
Pada tahun 1492, orang Eropa dapat mencapai Asia melalui Jalur Sutra, dengan mengarungi Rute Tanjung di sekitar ujung selatan Afrika.
Maka berlayar ke Barat dari Eropa dianggap mustahil.
Orang Yunani Kuno telah menghitung dengan akurat bahwa keliling bumi adalah 40.000 km, yang menempatkan Asia jauh di barat.
Namun, Columbus merusak penghitungannya, kesalahan dalam konversi satuan membuatnya menghitung keliling hanya 30.000 km.
Kesalahan ini, dengan asumsi lain yang lahir dari angan-angan, memberikan jarak hanya 4.500 km dari Eropa ke Jepang, dengan jarak sebenarnya hampir 20.000 km.
Maka kapal-kapal Columbus berlayar tanpa persediaan yang cukup untuk mencapai Asia.
Untung baginya, dia menabrak Amerika.
Columbus mengira dia telah menemukan Hindia Timur, menyebut orang-orangnya dengan ‘Indios’ atau Indian’, hingga dia akhrinya mati tanpa menyadari kesalahannya itu.
Adalah navigator Amerigo Vespucci yang menyadari Columbus telah menemukan tanah yang tidak diketahui dan pada tahun 1507 nama Amerika diterapkan untuk menghormati Vespucci.
6. Orang Polinesia, 1.200 M
Sekitar 2.500 SM, seorang pelaut berlayar dari Taiwan untuk mencari daratan baru.
Mereka berlayar ke selatan melalui Filipina, ke timur melalui Melanesia, lalu ke Pasifik Selatan yagn luas.
Mereka, orang Polinesia, adalah navigator ahli, membaca angin, ombak, dan bintang untuk melintasi ribuan kilometer lautan terbuka.
Dengan menggunakan kano ganda besar, orang Polinesia menetap di Samoa, Fiji, Tonga, dan Kepulauan Cook.
Beberapa pergi ke selatan ke Selandia Baru, yang menjadi Maori.
Lainnya pergi ke timur ke Tahiti, Hawaii, Pulau Paskah, dan Marquesas, hingga akhirnya mencapai Amerika Selatan.
Setelah menjelajahi sebagian besar Pasifik, mereka menghentikan penjelajahan dan melupakan Amerika Selatan.
Namun bukti perjalanan yang luar biasa ini tetap ada, orang Amerika Selatan memperoleh ayam dari Polinesia, sedangkan orang Polinesia mungkin mengambil ubi jalar dari Amerika Selatan.
Mereka berbagi lebih dari sekadar makanan, karena Polinesia Timur memiliki DNA penduduk asli Amerika, itu berarti orang Polinesia tidak hanya bertemu penduduk asli Amerika, tetapi menikahinya.
5. Bangsa Viking, 1021 M
Menurut kisah-kisah Viking, sekitar tahun 980 M, Eric the Red, Viking yang garan dan penjual yang licik, menamai gurun es yang luas ‘Greenland’ untuk menarik agar orang pindah ke sana.
Lalu, pada tahun 986 M, sebuah kapal dari Greenland melihat pantai Kanada.
Sekitar tahun 1021 M, putra Erik, Leif, mendirikan pemukiman di Newfoundland.
Orang Viking berjuang dengan iklim yang keras, sebelum perang dengan penduduk asli Amerika yang akhirnya memaksa mereka kembali ke Greenland.
Cerita-cerita lama diabaikan sebagai mitor, sampai tahun 1960, ketika para arkeolog menggali sisa-sia pemukiman Viking di Newfoundland.
4. Orang Inuit, 900 M
Tepat sebelum Viking, orang Inuit melakukan perjalanan dari Siberia ke Alaska dengan perahu kulit.
Berburu paus dan anjing laut, tinggal di gubuk-gubuk tanah dan iglo, mereka beradaptasi dengan baik dengan Samudra Arktik yang dingin, dan mengitari pantainya sampai ke Greenland.
Anehnya, DNA mereka paling dekat dengan penduduk asli Alaska, yang menyiratkan nenek moyang mereka menjajah Asia dari Alaska, lalu kembali untuk menemukan Amerika.
3. Orang Eskimo-Aleut, 2.000–2.500 SM
Suku Inuit turun dari migrasi sebelumnya, yaitu penutur bahasa Eskimo-Aleut, melansir Ancient Pages.
Ini berbeda dari bahasa asli Amerika lainnya, bahkan mungkin berhubungan jauh dengan bahasa Ural seperti Finlandia dan Hongaria.
Dengan bukti DNA, menunjukkan bahwa Eskimo-Aleut adalah migrasi yang berbeda.
Mereka melintasi Laut Bering dari Rusia saat ini ke Alaska, mungkin 4.000-4.500 tahun yang lalu, sebagian menggusur dan bercampur dengan migrasi sebelumnya, yaitu orang-orang Na-Dene.
2. Orang Na-Dene, 3000-8000 SM
Kelompok lain, Na-Dene, menyeberangi Laut Bering ke Alaska sekitar 5.000 tahun yang lalu, meskipun penelitian lain menunjukkan mereka menetap di Amerika selama 10.000 tahun yang lalu.
DNA dari tulang mereka menghubungkan mereka bukan orang-orang modern dalam kelompok Eskimo-Aleut, tetapi dengan penduduk asli Amerika yang berbicara dalam rumpun bahasa Na-Dene, seperti orang-orang Navajo, Dene, Tlingit, dan Apache.
Bahasa Na-Dene paling dekat dengan bahasa yang digunakan di Siberia, menunjukkan bahwa mereka mewakili migrasi yang berbeda.
1. Orang Amerika pertama, 16.000 – 35.000 tahun yang lalu
Hampir semua suku asli Amerika, yaitu Soux, Comanche, Iroquois, Cherokee, Aztec, Maya, Quechua, Yanomani, dan lusinan lainnya, berbicara dalam bahasa yang serupa.
Itu menunjukkan bahwa bahasa mereka berevolusi dari bahasa nenek moyang yang sama, diucapkan oleh satu suku yang memasuki Amerika sejak lama.
Keragaman genetik keturunan mereka yang rendah menunjukkan bahwa suku pendiri ini tidak banyak, mungkin kurang dari 80 orang.
Lalu, bagaimana mereka sampai di sana?
Sebelum zaman es terakhir berakhir sekitar 11.700 tahun yang lalu, begitu banyak air yang terkurung di gletser sehingga permukaan laut turun.
Dasar Laut Bering mengering, menciptakan Jembatan Tanah Bering.
Orang pertama Amrika berjalan kaki dari Rusia ke Alaska, tetapi waktu migrasi mereka kontroversial.
Para arkeolog berpikir bahwa orang-orang Clovis, yang hidup 13.000 tahun yang lalu, adalah pemukim pertama di Amerika.
Tetapi bukti menunjukkan manusia tiba di Amerika jauh lebih awal dari itu.
Temuan di Washington, Oregon, Texas, pantai timur AS, dan Florida menunjukkan bahwa orang-orang mencapai Amerika jauh sebelum orang-orang Clovis.
Jejak kaki di New Mexico berasal dari 23.000 tahun yang lalu. Alat-alat batu di gua Meksiko mungkin berasal dari 32.000 tahun yang lalu.
Seekor mamut yang disembelih dari Colorado berumur 31.000–38.000 tahun yang lalu, dan jejak api menempatkan manusia di Alaska 32.000 tahun yang lalu.
Beberapa tanggal ini mungkin salah, tetapi dengan setiap penemuan baru tampaknya semakin tidak mungkin bahwa mereka semua salah.
Migrasi awal akan memecahkan misteri besar dengan rapi. 13.000 tahun yang lalu, gletser yang luas, Lapisan Es Laurentide, mengubur Kanada dalam es setebal tiga kilometer.
Jika orang-orang tiba di Amerika Utara, bagaimana mereka menyeberangi es?
Pantai kasar Alaska Tenggara, penuh dengan gletser dan fjord, kemungkinan besar tidak dapat dilalui, dan orang Amerika awal mungkin tidak memiliki perahu.
Tapi 30.000 tahun yang lalu, lapisan es belum sepenuhnya terbentuk.
Sebelum es menyebar, orang bisa berburu mamut dan kuda ke timur dari Alaska ke Wilayah Barat Laut, lalu ke selatan melalui Alberta dan Saskatchewan ke Montana.
Hebatnya, manusia mungkin telah menetap di Amerika sebelum Eropa Barat, namun itu mungkin masuk akal.
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari