Penulis
Intisari-Online.com- Hacker Bjorka kembali membuat heboh dengan membocorkan dokumen rahasia negara, Jumat (9/9/2022).
Kali iniSebanyak 679.180 transaksi surat dan dokumen rahasia Presiden Republik Indonesia (RI) diduga bocor.
Berkaitan dengan hal itu, tak sedikit warganet yang meminta Bjorka untuk mengungkap kasus pembunuhan Munir dan atau Supersemar.
"Why so many people tagging me about munir and supersemar," tulis Bjorka di akun Twitter miliknya (10/9).
Selang satu hari kemudian, hacker Bjorka mengungkapkan identitas siapa dalang pembunuh Munir beserta melampirkan artikel terkait kasus tersebut.
Ia mengklaim orang tersebut adalah Muchdi Purwopranjono dan dia kembali melakukan doxing.
Terlepas dari itu,semasa hidupnya Munir pernah mengalami kejadian unik saat motornya yang dicuri kemudian dikembalikan lagi dengan alasan lucu.
Maklum, ketika masih hidup, aktivis pro orang kecil ini punya mobilitas yang tinggi dan bergantung kepada motor.
"Motor bersentuhan dengan masyarakat bawah. Bukan Cuma transportasi, tapi sekaligus alat komunikasi," ujar laki-laki kalem asal Malang itu kepada Motor Plus, Sabtu 16 Februari 2002.
Pada 22 Januari 2002, Honda Supra 1999 andalannya dicuri manusia kurang ajar.
Motor itu raib dari halaman parkir KONTRAS, sebelum pindah ke Kwitang, di Jl. Mendut, No. 3, Menteng, Jakarta Pusat.
"Ini kehilangan yang ketiga," cetus lelaki yang akrab disapa Cak Munir dan kerap keluar masuk gang sempit demi tugasnya itu.
Sosok yang bikin gerah militer zaman ORBA ini, pertama kehilangan Astrea Star 1995 pada Oktober 2000.
Motor itu dicongkel di parkiran Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta. Saat itu, Cak Munir sedang dinas luar.
Kejadian itu langsung ia dilaporkan ke polisi.
"Bukan berharap motor balik. Sekadar antisipasi jangan jadi tertuduh. Bahaya kalau sewaktu-waktu motor saya jadi alat kejahatan," bilang pria berkumis lebat itu.
Kembali Cak Munir membeli Supra 1999, pada September 2001, di lokasi yang sama (LBH Jakarta), motor itu pun dicuri juga.
Supra ini diparkir lama lantaran ditinggal tugas ke Papua.
"Padahal setang dan roda telah dikunci," cerita kelahiran Malang, 8 Desember 1965 ini.
Ajaibnya, Supra yang dicolong itu dikembalikan lagi oleh pencurinya.
Itu setelah diberitakan di koran, si maling yang masih anak muda, kembali sembari menyerahkan duit Rp100 ribu.
Duit ini pengganti kerusakan kunci pengaman yang dirusak paksa. Kebetulan si anak muda, tahu Cak Munir pembela rakyat kecil!
(*)