Merusak Tengkorak Sendiri untuk Menebar Kengerian, Kehidupan Suku Hun Para Penunggang Kuda yang Hebat Punya Senjata Ini sebagai Pamungkas Rahasianya

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(Ilustrasi) Suku Hun Penunggang Kuda Hebat

Intisari-Online.com-SukuBangsa Hun adalah pejuang nomaden yang meneror sebagian besar Eropa dan Kekaisaran Romawi pada abad ke-4 dan ke-5 M.

Tidak ada yang tahu persis dari manasukuHun berasal.

Mereka merupakan penunggang kuda mengesankan yang terkenal karena pencapaian luar biasa militernya.

Saat mereka menjarah di setiap jalanan Eropa yang mereka lintasi, orang Hun memperoleh reputasi sebagai orang biadab yang kejam dan gigih.

Beberapa ahli percaya bahwa mereka berasal dari pengembara orang Xiongnu yang memasuki catatan sejarah pada 318 SM.

Mereka meneror China selama Dinasti Qin dan selama Dinasti Han kemudian.

Tembok Raksasa China dilaporkan dibangun untuk berlindung dari Xiongnu yang perkasa.

Sebagian besar tentara Hun berpakaian sederhana namun anggun, melengkapi kuda mereka dengan pelana dan sanggurdi yang dihias dengan emas, perak, dan batu mulia.

Mereka memelihara ternak tetapi bukan petani dan jarang menetap di satu daerah.

Mereka hidup dari tanah sebagai pemburu-pengumpul, makan di hewan liar dan mengumpulkan akar dan tumbuh-tumbuhan.

Sejarawan lain percaya bahwasukuHun berasal dari Kazakhstan, atau di tempat lain di Asia.

Suku Hun adalah ahli berkuda yang menghormati kuda dan terkadang tidur di atas kuda.

Mereka belajar menunggang kuda sejak usia tiga tahun dan, menurut legenda, wajah mereka dipotong pada usia muda dengan pedang untuk mengajari mereka menahan rasa sakit.

Hun mengambil pendekatan yang unik untuk berperang.

Mereka bergerak cepat di medan perang dan bertempur dalam keadaan kacau balau, yang membingungkan musuh mereka.

Mereka ahli memanah yang menggunakan busur tulang.

Anak panah mereka bisa mengenai orang yang berjarak 73 meter dan jarang meleset dari sasaran.

Berkat pengalaman mereka mengikat kuda dan ternak, orang Hun dengan terampil mengikat musuh mereka di medan perang, dengan brutal mencabik-cabik kuda mereka dan menyeret mereka menuju kematian.

Mereka juga menggunakan pendobrak untuk menerobos tembok pertahanan Romawi.

Tapi senjata utama Hun adalah rasa takut.

Konon orang tua Hun menempatkan pengikat di kepala anak-anak mereka, yang secara bertahap merusak tengkorak mereka dan membuat mereka terlihat mengancam.

Orang Hun membunuh pria, wanita dan anak-anak dan menghancurkan hampir semua orang.

Mereka menjarah dan jarang membawa tawanan.

Namun, ketika mereka melakukannya, mereka memperbudak mereka.

Baca Juga: Ritual ‘Pertumpahan Darah’ Suku Sambia di Papua Nugini, Peralihan Seorang Anak Laki-laki Menuju Kedewasaan yang Paling ‘Gila’ di Dunia, Termasuk Minum ‘Susu Pria’ Ini

(*)

Artikel Terkait