Penulis
Intisari-Online.com - Setelah ramai kasus pembunuhan Brigadir J oleh Ferdy Sambo, kinida juga kasus pembunuhan Letkol Mubin yang disebut melibatkan rekayasa polisi.
Sebelumnya diketahui bahwaLetkol Inf Muhammad Mubin tewas bersimbah darah setelah ditusuk pria bernama Aseng yang diketahui sebagai pemilik salah satu toko di Lembang.
Kasus pembunuhan itu terjadi pada 16 Agustus 2022.
Tepatnya sekira pukul 08:15 WIB, almarhum mengantarkan anak dari bosnya yang sekolah di Taman Kanak-kanak.
Kemudian parkir sebentar di depan toko Aseng tersebut, karena akan menyeberangkan anak bos nya ke TK yang terletak di seberang jalan.
"Aseng marah-marah karena parkir di depan tokonya dan menusuk Letkol M Mubin yg berada di dalam mobil, kemudian Letkol M Mubin menjalankan mobil untuk minta pertolongan, karena darah banyak yang keluar akhirnya dia meninggal dunia," tertulis di postingan Achmad Sahroni dari Letnan Jenderal TNI (Purn.)
Namun, dikabarkan anggota kepolisian setempat berusaha merekayasa kasus itu, agar pelaku lepas dari jerat hukum.
'Ada upaya-upaya Polsek setempat untuk merekayasa kejadian dengan meminta damai kepada keluarga alhamrhum dengan alasan bahwa pelaku orang kuat dan kenal dekat dengan Polda Jabar, laporan yang dibuat sangat menyudutkan almarhum (laporan sepihak dari saksi-saksi karyawan Aseng).'
'Salah satu saksi yang kebetulan yang menyelamatkan anak Bos dari Letkol M Mubin membantah kesaksian-kesaksian karyawan Aseng tersebut'.
Upaya percobaan rekayasa kasus itu tercium setelah beredarnya pesan yang disampaikan oleh Anggota DPR RI Achmad Sahroni.
Sementara itu,Plt Sekretaris Kemenkopolhukam Marsekal Muda (Marsda) TNI Arif Mustofa di Mapolda Jabar, Jumat (19/8/2022), mengatakan:
"Kami dari Kemenkopolhukam atas perintah pak menko, untuk memberi pengawasan kasus terkini mengenai adanya pembunuhan terhadap korban purnawirawan TNI."
"Dari CCTV juga kita bisa melihat kemunculan etnis di situ tidak muncul, nanti polisi akan menyampaikan apa adanya dan pengadilan memutuskan, apakah ini pelanggaran murni pidana atau apapun, nanti bisa ketemu."
"Dari CCTV juga kita bisa lihat terjadi hal spontan terhadap korban," katanya.
Ia menegaskan peristiwa tersebut tidak berkaitan dengan antar golongan etnis sekaligus membantah berita hoaks yang beredar di media sosial.
Penanganan pun akan dilaksanakan secara terbuka. "Semuanya apa adanya, tidak ada kepentingan sama sekali, jadi semuanya kits transparan, terbuka."
"Imbauan kepada masyarakat jangan terpancing hoaks provokator yang tidak bertanggung jawab," katanya.
(*)