Setelah 'Gentayangan' di Negara yang Gagal Bayar Utang hingga Bikin India Ketar-ketir, Kini Pasukan Militer China Bertolak ke Rusia, Ada Apa?

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(Ilustrasi) Xi Jinping dan PLA.

Intisari-Online.com - Sebuah kapal militer China tiba di pelabuhan yang dibangun Beijing di Sri Lanka selatan pada Selasa (16/8/2022).

Kapal bernama Yuan Wang 5 tersebut berlayar di Pelabuhan Hambantota dan disambut oleh sejumlah pejabat Sri Lanka dan China.

Kehadiran Yuan Wang 5 dan munculnya kekhawatiran menggarisbawahi persaingan antara India dan China di Sri Lanka.

Selama lebih dari satu dekade, lokasi strategis Sri Lanka di Samudra Hindia serta di salah satu rute pelayaran tersibuk telah membuat kedua negara bersaing untuk mendapatkan pengaruh di negara tersebut.

Selama bertahun-tahun, Beijing secara luas dipandang cukup unggul dengan pinjaman yang mengalir bebas dan investasi infrastrukturnya.

Bahkan tahun 2017,Sri Lanka menyerahkan pelabuhan ke perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah China dengan sewa 99 tahun.

Sebelumnya, China diketahui membiayai proyek pelabuhan Hambantota yang terletak di pantai Selatan Sri Lanka melalui bantuan utang sebesar US$ 1,5 miliar.

Bantuan tersebut diberikan pada tahun 2010.

Namun, pada 2017 Sri Lanka harus merelakan pelabuhan tersebut kepada China karena tidak mampu membayar utangnya.

Tetapi, kini keruntuhan ekonomi Sri Lanka membuktikan peluang bagi India untuk mendapatkan pengaruh yang lebih besar.

New Delhi lantas masuk dengan bantuan keuangan dan material yang besar kepada Kolombo.

MelansirKompas.com, kehadiran kapal tersebut dapat memicu kekhawatiran di India.

Sejauh ini, New Delhi memandang meningkatnya pengaruh China di Samudra Hindia dengan kecurigaan.

Beberapa laporan media menyebut Yuan Wang 5 sebagai “kapal mata-mata”.

Sementara itu masih melansir Kompas.com, Rabu (17/8/2022), pasukan China juga bertolak ke Rusia untuk latihan militer.

Pasukan China akan melakukan perjalanan ke Rusia untuk mengambil bagian dalam latihan militer bersama, kata kementerian pertahanan China pada Rabu (17/8/2022) India, Belarus dan Tajikistan juga akan ambil bagian.

Dilansir Sky News, partisipasi China "tidak terkait dengan situasi internasional dan regional saat ini", kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

China menambahkan bahwa latihan tersebut merupakan bagian dari perjanjian kerja sama tahunan.

Latihan serupa yang dipimpin Rusia yang melibatkan China telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Tujuannya adalah untuk "memperdalam kerja sama yang praktis dan bersahabat dengan tentara negara-negara peserta", lanjut pernyataan itu.

Latihan juga bertujuan untuk "meningkatkan tingkat kolaborasi strategis di antara para pihak yang berpartisipasi".

Kemampuan untuk menanggapi berbagai ancaman keamanan juga akan diperkuat.

Baca Juga: Kisah Ratu Wencheng, Putri China dari Dinasti Tang yang Jadi Ratu Tercinta Tibet, Sebarkan Agama Buddha ke Seluruh Tibet Hingga Bawa Banyak Adat China ke Negara Itu

(*)

Artikel Terkait