Berbanding Terbalik dengan Kemerdekaan Indonesia yang Didukung Banyak Negara, Ini Alasan Cerdas Bung Karno yang Justru Ogah Menerima Kemerdekaan Malaysia, Bisa Kacaukan Asia Tenggara!

Afif Khoirul M

Penulis

Profil Bung Karno

Intisari-online.com - Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, dan kini telah merdek selama 77 tahun.

Banyak negara yang mendukung kemerdekan Indonesia, termasuk pertama kalinya adalah Mesir pada 22 Maret 1946.

Kemudian beberapa negara ikut mengakui kemerdekaan Indonesia, seperti negara-negara Arab, seperti Suriah, Qatar, Irak, dan Arab Saudi.

Tak hanya itu saja, ada negara-negara lain yang mendukung kemerdekaan Indonesia seperti Palestina, dan Australia.

Meski Indonesia didukung oleh banyak negara justru pada saat Malaysia hendak merdeka Bung Karno enggan mengakui kemerdekaan negeri Jiran.

Ini menimbulkan konfrontasi antara Malaysia dan Indonesia, dan sejarah panjang di baliknya.

Lantas apa alasan Bung Karno ogah mengakui kemerdekaan Malaysia ?

Ternyata pada saat itu, Bung Karno menyebut Malaysia sebagai boneka Inggris.

Bung Karno menilai bahwa kemerdekaan yang diberikan Malaysia hanyalah strategi Inggris untuk mengacaukan Asia Tenggara.

Alhasil, lahirlah gerakan 'Ganyang Malaysia' yang disuarakan oleh Bung Karno.

Menurut sejarah, mulai pertengahan abad ke-18, tanah Malaya telah dikuasai oleh Inggris.

Baru kemudian, pada 8 Februari 1956, Inggris memberikan kemerdekaan kepada Malaysia.

Baca Juga: Letusan Gunung di Indonesia Ini Sampai Dijadikan Contoh, Terungkap Beginilah Kondisi Mencekamnya Dunia Jika Perang Nuklir Rusia dan Amerika Terjadi, 5 Miliar Nyawa Manusia Jadi Tumbalnya

Akan tetapi, pada tahun 1961, Inggris merencanakan pembentukan Negara Federasi Malaysia yang bergabung dengan aliansi Tanah Melayu, Singapura, Sarawak dan Brunei.

Namun, rencana tersebut ditentang oleh Soekarno.

Presiden Indonesia itu menganggap pembentukan Negara Federasi Malaysia sebagai proyek neokolonialisme Inggris.

Soekarno khawatir wilayah Malaya akan menjadi pangkalan militer Barat di Asia Tenggara. Pangkalan itu, kata Bung Karno, bisa mengganggu stabilitas di kawasan Asia Tenggara.

Presiden Soekarno, khawatir ini hanyalah akal-akalan Inggris untuk melawan Indonesia.

Namun, sikap si Bung inijustru didukung oleh Filipina, yang tidak setuju dengan keberadaan Malaysia.

Penolakan Bung Karno ini sontak membuat marah pemuda Malaysia, mereka sampai melempari KBRI Kuala Lumpur.

Malaysia juga memutuskan hubungan diplomatik dengan Indonesia pada 17 Sepetmber 1963.

Indonesia juga membalasnya, dengan mengakhiri hubungan dagangnya dengan Malaysia, pada 23 September 1963.

Situasi makin memanas, setelah Bung Karno dilecehkan dengan demonstran Malaysia yang menginjak-injak dan merobek fotonya di depan KBRI Malaysia.

Bahkan sempat mengirim pasukan militer ke daerah perbatasan Malaysia.

Namun, sayangnya situasi ini mereda akibat insiden G 30 S PKI, dan kudeta terhadap Soekarno.

Cerita ini sekaligus menjadi akhir hubungan Indonesia-Malaysia yang memanas, kemdian mereda pasa masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Artikel Terkait