Penulis
Intisari-Online.com - Banyak keyakinan yang beredar bahwa Geisha adalah PSK elit.
Keyakinan ini meluas dan merusak sejarah geisha sebagai penghibur profesional.
Tugas utama geisha sesungguhnya adalah untuk menghibur klien melalui seni dan percakapan lucu.
Sejarah kehidupan geisha sangat berbeda dengan pemahaman geisha di Barat yang menganggap para geisha sebagai PSK di rumah bordil.
Baca Juga:Pemerkosa Ini Bakar Korbannya Hidup Gara-gara Dihukum 100 Kali Sit-up
Baca Juga:Pimpinan ISIS Lakukan Pertemuan, Irak Langsung Kerahkan F-16 ke Suriah
Padahal, sesungguhnya geisha menjalani pelatihan yang melelahkan untuk mendapatkan gelar yang mereka dambakan.
Berikut ini adalah fakta-fakta mengenai geisha:
1. Mereka bukan PSK
Gagasan geisha adalah PSK dipopulerkan oleh prajurit Amerika yang pernah ditempatkan di Jepang selama PD II dan mereka terlibat hubungan seksual dengan wanita Jepang yang berpakaian dan melukis wajahnya seperti geisha.
Para ahli seperti antropolog Liza Dalby, yang melakukan penelitian ekstensifpada geisha, berpendapat para wanita ini bukan geisha, melainkan meniru penampilan geisha.
2. Mereka adalah penghibur yang terampil, bukan wanita murahan
Geisha dilatih menyanyi, menari, bermain shamisen, dan seni pertunjukan lainnya.
Geisha mendapatkan reputasi sebagai ahli dalam satu atau lebih dari seni yang mereka pelajari, dan pelanggan mencari geisha berdasarkan keahlian mereka.
3. Tidak semua geisha perempuan (geisha pertama adalah pria)
Geisha pertama adalah pria yang disebut taikomochi.
Orang-orang ini melakukan banyak peranselama berabad-abad, mulai dari menghibur di istanadengan bernyanyi, menari, dan menceritakan lelucon atau cerita lain.
Baca Juga:Organ Tubuhnya Sudah Siap Didonorkan oleh Orangtuanya, Anak Ini Justru Kembali Sadar
4. Geisha terbentuk dari penari bertalenta, bukan dari PSK
Pada akhir abad ke-17, orang tua yang membutuhkan uang mengirim anak perempuan mereka untukberlatih menyanyi dan menari, dengan harapan akhirnya mereka dipekerjakan.
Penariwanita muda ini disebut odoriko(gadis penari), dan diyakini geisha berevolusi langsung dari mereka.
5. Tidak semua geisha melakukan peran yang sama
Pada abad ke-18, ada beberapa istilah untuk geisha seperti shiro (putih)untuk geisha yang benar-benar penghibur, dan kido (gerbang) untuk geisha yang berdiri di pintu masuk karnaval, bermain shamisen untuk menarik pelanggan.
Baca Juga:(FOTO) Kehidupan Sesungguhnya Masyarakat India, yang Jauh dari Keindahan Drama India
6. Menjadi geisha jauh lebih berat
Untuk menjadi geisha, para wanita muda harus melalui pelatihan yang panjang dan ekstensif, yang dapat dimulaidari usia tiga tahun hingga awal 20-an.
Selain menyempurnakan berbagai seni pertunjukan,calon geisha harus belajar kaligrafi, ikebana (merangkai bunga), bagaimana agar pelanggan tertarik dalam pembicaraan, belajarriasan yang rumit, dan menata rambut mereka.
7. Tidak semua geisha berusia muda
Geisha yang berumur tua akan memiliki lebih banyak pengalaman dan mungkin lebih berbakat.
Baca Juga:Foto-foto Mengerikan dari Luapan Lava Gunung Berapi Kilauea di Hawai, Jalanan Beraspal pun Terbakar
8. Mereka tidak tertindas
Tidak seperti kebanyakan wanita selama periode Edo, yang menerima pendidikan terbatas dan hanya melakukan tugas rumah tangga, geisha mempelajari berbagai mata pelajaran, termasuk sastra, puisi, dan politik.
9. Geisha tidak lembek dan tunduk
Geisha diizinkan bercakap-cakap dengan pria dalam berbagai topik karenapekerjaan mengharuskan mereka untuk menjadi pembicara yang cerdas, geisha mampu berbicarasejajar dengan pria.
10. Geisha tidak dikendalikan pria
Meskipun hidup dalam periode di mana wanita harus tunduk kepada pria,pria tidak diizinkan membuat keputusan apa pun atas nama geisha, geisha cukup mandiri.
Baca Juga:Pernah Sukses Bebaskan Sandera Dalam Waktu 3 Menit, Kopassus Pun Jadi Pasukan Terbaik di Dunia