Advertorial
Intisari-Online.com -Awal tahun ini, Ashley Modison, sebuah situs jejaring sosial yang oleh beberapa orang dianggap sebagai wadah orang berselingkuh, merilis studi terbarunya.
Studi itu, benar, berisi tentang sebagian besar anggotanya.
Dari studi itu kita tahu fakta menarik, setidaknya 20 ribu orang Inggris mendaftar ke situs ini dalam sebulan—angka itu setara dengan jumlah populasi Newquay di Cornwall, Inggris.
Tapi santai, tidak ada hubungan antara jumlah yang banyak itu dengan penduduk Newquay.
Sementara itu, Affair Clinic, sebuah layanan konseling partikelir untuk para tukang selingkuh—juga yang diselingkuhi—juga melaporkan peningkatan pelanggan yang menjadi korban situs perselingkuhan.
Baca jugaa:Bukan Membenarkan, Tapi Perselingkuhan Itu Sebenarnya Baik untuk Hubungan Anda, Ini 3 Alasannya
Menjadi menarik untuk mencari tahu, apa sebenarnya yang menjadi alasan mendasar orang-orang berselingkuh. Apakah murni karena urusan selangkangan, atau karena faktor yang lain.
Berikut ini ada lima pria dan wanita secara blak-blakan mengaku mengapa mereka berselingkuh.
Jenna (45), ibu rumah tangga, Berkshire
Mantan suamiku dan aku telah menikah selama 20 tahun. Tempat kerjanya jauh, dan aku terbiasa hidup tanpa dirinya.
Ketika anak-anak tumbuh dan mulai pindah dari rumah, aku semakin tertarik dengan kegiatan di luar rumah.
Aku ikut kelompok paduan suara, dan dari situ aku terlibat affair dengan sorang pianis. Segera setelah itu, kami terlibat dalam perselingkuhan.
Ia masih lajang, jadi mudah bagi kami untuk menentukan waktu kencan. Hubungan baru ini benar-benar membuatku bersemangat, dan seiring waktu, aku menjadi semakin kesal dengan suami.
Aku takut tiba-tiba ia pulang dari tempat kerja. Dan dalam kondisi seperti itu, aku mencari seorang konsultan untuk membahas, apakah aku harus meninggalkannya atau tidak.
Aku tidak mengakui perselingkuhan ini pada suami, tapi aku memberitahu dia bagaimana perasaanku. Harapannya, ia taku bahwa pernikahan kami butuh diperjuangkan.
Ia menjadi sangat defensif dan menolak mengakui bahwa telah ada yang salah dalam pernikahan kami.
Dan puncaknya, aku memutuskan meninggalkannya. Sekarang, setahun kemudian, aku masih bersama sang pianis. Aku merasa senang, dan lebih dari itu, merasa 10 tahun lebih muda.
Damon (30), dokter, London
Aku sudah menikah selama tiga tahun. istriku telah memiliki seorang bayi kecil hasil dari hubungann sebelumnya.
Aku sendiri lebih banyak bekerja pada shift malam, yang artinya kami tidak punya banyak waktu bersama.
Aku tertidur hampir sepanjang hari, dan ketika aku mendapat kesempatan menghabiskan waktu bersamanya, aku sering kelelahan, terutama ketika merawat anaknya dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.
Begitulah, interaksi antarpersonal lebih banyak aku dapatkan dari rekan kerja di kantor.
Di kantor pulalah aku bertemu dengan seorang perempuan yang lebih muda—yang tampaknya punya ketertarikan menjalin hubungan dengan para bos.
Baca juga:Curiga Pasangan Selingkuh? Begini Cara Menyadap Pesan WhatsApp di Ponsel Pasanganmu
Tak lama kemudian, istriku tahu hubungan kami.
Aku menyesal karena selingkuh dan aku tidak ingin meninggalkan istri. Aku lalu memutuskan mengakhiri perselingkuhan dan tengah berjuang sekuat tenaga untuk memperbaiki pernikahan kami.
Xavier (30), pekerja IT, London
Aku dan istri telah menikah selama empat tahun. Sejak awal, istri lebih dominan. Misalnya, aku pingin punya anak, tapi ia tidak, jadi kami tidak punya anak.
Baru setelah berselingkuh, aku sadar aku punya suara.
Semuanya dimulai dari obrolan online dengan seorang perempuan berbeda. Sejak itu, kami sering berbari cerita bersama. Rutin.
Perempuan itu tampak tertarik padaku dan kehidupanku—sesuatu yang tak pernah aku alami selama bertahun-tahun—dan aku pun demikian, meski kami belum pernah bertemu.
Besarnya godaan, kami pun mengatur jadwal untuk bertemu.
Kami berhubungan seks di sebuah hotel. Aku merasa amat bersalah, karena terutama istriku telah melakukan banyak hal indah untukku dan untuk kami sebagai pasangan.
Istriku akhirnya tahu perselingkuhan ini dan kami akhirnya memutuskan untuk pergi konseling.
Tapi, koneksi kami seperti sudah hilang. Setelah beberapa sesi dan banyak air mata, aku semakin jauh dari pernikahan dan semakin dekat dengan perempuan tadi.
Tapi sialnya, hubungan itu gagal, dan sekarang aku melajang lagi.
Baca juga:Berawal dari Bosan, Nenek Ini Mendadak Jadi Selebritas Internet Setelah Membuka Biro Jodoh Online
Ellie (35), guru, Essex
Pernikahan kami benar-benar di luar harapan.
Kami berdua kehilangan orangtua dalam jangka enam bulan, keuangan kacau, dan anak kami telah didiagnosis menderita autisme.
Kami berusaha untuk memperbaiki keadaan itu. Tapi sialnya, aku tidak sabar. Aku ingin kehidupan dulu yang bahagia.
Aku bertemua dengan seseorang, tapi itu hanya kisah romansa yang singkat.
Bukan karena suami tahu, tapi karena aku segera sadar itu bukanlah pelarian yang aku inginkan.
Situasi kami menjadi lebih buruk sebelum akhirnya mulai pulih kembali. Aku akhirnya tahu, perselingkuhanku telah memberi kami panggilan supaya kami lebih bakoh.
Polly (48), bekerja di bank, Buckinghamshire
Aku tidak pernah bisa melupakan perselingkuhan suamiku. Kami pergi konseling dan karena aku tidak ingin kehilangan dia, dan aku bosan membicarakannya, aku pura baik-baik saja.
Tapi aku nyatanya tidak bisa. Aku merasa telah dikhianati, marah, dan sedih campur jadi satu. Aku benar-benar kehilangan orang yang aku hormati.
Baca juga:Fakta Mencengangkan: Wanita Jepang Banyak yang 'Jomblo' Namun yang Masih Perawan Makin Tipis!
Aku tidak pernah berniat membalas dendam dengan berselingkuh juga, tapi sebuah kesempatan memungkinkan itu.
Aku ingin suami terluka sepertiku. Pada saat itu, aku benar-benar putus asa, dan ketika aku tidak sengaja mengirim pesan ke suamiku yang sebenarnya untuk selingkuhanku, semua telah berakhir.
Kami kini sedang berjuang untuk memulihkan hubungan, aku optimis semua akan baik-baik saja.