Find Us On Social Media :

Gagap Bukan Pengalang Jadi Motivator

By Agus Surono, Jumat, 24 Juni 2011 | 04:00 WIB

Gagap Bukan Pengalang Jadi Motivator

Bikin yayasan

Menjadi TKW membuatnya seolah lahir kembali. Eni lebih menghargai proses, open mind, apa adanya, dan selalu diimbangi dengan berpikir negatif yang menguntungkan, yaitu berpikir yang terburuk. Sehingga, "Kalau toh gagal lagi, saya tak mudah patah. Gagal berarti harus lebih keras belajar lagi."

Akhirnya, ia memutuskan pulang ke Tanah Air pada 25 Februari 2007. Ada dua alasan untuk hal itu: akan menikah dengan Hisam, lelaki yang sevisi dengannya dan tanggal kelahirannya sama (27 Agustus 1977), serta buku pertamanya akan diterbitkan.

April 2007 buku pertamanya bertajuk Anda Luar Biasa terbit. Pada dua bulan pertama peredarannya, cetak ulang dua kali. Ia pun sibuk memasarkan bukunya itu melalui berbagai diskusi. Dalam acara bedah buku dengan para mahasiswa ia tak mati kutu meski dipojokkan para mahasiswa yang merasa lebih berpendidikan daripada Eni.

Pernah pula, ia diundang bicara sebagai motivator bagi ribuan distributor CNI, di Jakarta. Hadirin terinspirasi dari pengalamannya sebagai pembantu rumah tangga. Hanya, ada yang menganggap rendah profesi lamanya itu, tatkala ia jadi pembicara dalam seminar "Meningkatkan Profesionalisme Guru" di Bojonegoro. Beberapa peserta menghajar sejumlah tips yang ia berikan. Eni hanya tersenyum. Baginya, profesi PRT lambang kesabaran. Sedang kesabaran adalah ibu dari kesuksesan, "Ingat, pembantu yang baik adalah tangan Tuhan yang penuh pengabdian."

Open mind dikatakan Eni sebagai modal sukses belajar, sehingga kita bisa jujur dalam melihat diri sendiri dan orang lain. Dengan ini pula seseorang bisa menjadi motivator bagi dirinya sendiri di saat ia terpuruk. Sebab, ia akan terangsang untuk bangkit dan tak mudah putus asa.

Memberi motivasi bukan hanya diberikan Eni pada orang lain, melainkan juga pada keluarga sendiri, terutama putrinya Natasya Ensa Motivani, yang lahir Januari 2008. Kata-kata penggugah ia gelontorkan pada bayi yang di hari-hari awalnya menolak ASI.

Hasil penjualan buku-buku motivasinya akan disalurkan ke Eni Kusuma Foundation, yayasan yang memberi pendidikan bagi anak-anak miskin. Eni tak ingin anak-anak desa memiliki bayang-bayang masa lalu seperti dirinya, yang harapan dan cita-citanya hancur digerogoti kemiskinan. Nasib harus dikalahkan, bukan ditangisi.