Find Us On Social Media :

Perang Sudah Berlangsung 5 Bulan Lebih Antara Rusia-Ukraina, Terungkap Sudah Biang Keroknya, Rusia Bongkar Penyebab Perang Ternyata Dari Konflik Tahun 2013 Ini

By Afif Khoirul M, Sabtu, 6 Agustus 2022 | 06:55 WIB

Ilustrasi. Perang Rusia-Ukraina.

Intisari-online.com - Berbicara pada konferensi pers pada (4/8), juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa konflik di Ukraina dan ketidakamanan di Eropa.

Berasal dari kudeta di Ukraina pada tahun 2014.

"Ancaman terhadap tatanan dunia dan keamanan Eropa dimulai dengan kudeta di Ukraina pada 2014, yang disebabkan oleh NATO," kata Dmitry Peskov.

"Ketegangan telah mendidih selama bertahun-tahun dan didorong oleh kebijakan agresif NATO. Mereka ingin memperluas lingkup pengaruh mereka lebih dekat ke Rusia," katanya.

"Kebijakan NATO merupakan ancaman bagi kami," kata Peskov, mencatat bahwa, dalam menghadapi tantangan yang berkembang, Rusia tidak punya pilihan selain bertindak.

Protes di Kiev (kemudian disebut "Euromaidan" atau "Maidan") protes dimulai pada akhir 2013 dan berubah menjadi kerusuhan pada awal 2014.

Viktor Yanukovich, saat itu Presiden Ukraina, menolak menandatangani perjanjian asosiasi ekonomi dengan UE dan sangat ditentang oleh faksi pro-Barat.

Ketika situasi di Kiev tidak terkendali, Yanukovych terpaksa meninggalkan Ukraina dan pergi ke Rusia.

Baca Juga: Dampaknya Tak Main-main, Baru Kirim Pasukan untuk Latihan Militer Saja Sudah Bikin Dunia Alami Gangguan Ini, Bagaimana Jika Perang China-Taiwan Terjadi?

Parlemen Ukraina kemudian memilih untuk menghapus Yanukovych.

Sementara faksi pro-Barat mendapat dukungan luas dari pengunjuk rasa di Kiev, di wilayah timur dan selatan Ukraina (yang memiliki populasi besar berbahasa Rusia) sangat menentang penggulingan Yanukovych.

Pada April 2014, dua wilayah Donetsk dan Lugansk memisahkan diri dari Kiev.

Pihak berwenang Kiev menanggapi dengan meluncurkan "operasi anti-teroris" di Donbass, menyerang separatis yang didukung Rusia.

Moskow menuduh NATO dan AS terlibat dalam penggulingan Presiden Viktor Yanukovich. Sebaliknya, Kiev menuduh Rusia menghasut wilayah Donbass yang separatis.

Berbicara di Norwegia pada (4/8), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa tujuan utama blok tersebut dalam konflik Ukraina adalah untuk mendukung Kiev dan menghindari konfrontasi dengan Rusia.

"Selama perang di Ukraina, NATO memiliki dua misi: mendukung Kiev dan mencegah konflik meningkat menjadi konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia," kata Jens Stoltenberg.

Jens Stoltenberg juga menekankan bahwa konflik di Ukraina adalah "situasi paling berbahaya" di Eropa sejak Perang Dunia II dan NATO tidak boleh membiarkan Rusia menang.