Misteri Hilangnya Raja Aegeus dari Athena Setelah Pernikahannya, Berhasilkah Dia Punya Ahli Waris Laki-laki, Ini yang Harus Dibuktikan oleh Anaknya!

K. Tatik Wardayati

Penulis

Misteri hilangnya Raja Aegeus dari Athena.

Intisari-Online.com – Pada suatu ketika, seorang raja muda dan pemberani, Aegeus, tinggal di kota kecil Athena.

Saat itu, kota ini belum begitu menonjol dan setenar mitos, legenda, dan catatan sejarah kemudian menggambarkannya.

Armada yang kuat diperlukan untuk melindungi kota-kota kecil dari bahaya yang datang dari bajak laut.

Sementara, Athena tidak memiliki armada untuk menjatuhkan para penyusup ini.

Namun, Athena memiliki lokasi yang aman dari perompak aktif yang sibuk menjarah kapal dagang, merampok kota, menculik pria, wanita, dan anak-anak, dan menjualnya sebagai budak.

Raja Aegeus dari Athena sangat membutuhkan untuk menemukan seorang istri. Menemukan satu itu tidak masalah.

Tetapi dia sudah menikah dua kali, dan masih belum memiliki ahli waris laki-laki.

Jadi dia ingin memastikan bahwa istri berikutnya akan memberinya anak laki-laki yang akan menggantikannya kelak.

Begitu banyak kemalangan terjadi pada raja yang tidak memiliki anak.

Menurut Pausanias dari abad kedua Masehi, Aegeus menyalahkan kemalangan ini pada kemarahan dewi Aphrodite.

Untuk menenangkannya, maka dia memberikan persembahan sebagai Aphrodite Urania di Athena, tetapi bagaimana dia bisa membantunya?

Mungkin, sang dewi dapat meyakinkannya bahwa istri ketiganya akan memberi seorang anak laki-laki pada keluarganya.

Lalu, bisakah dewa dan dewi memecahkan masalah keluarganya itu?\

Aegeus kemudian membuat keputusannya.

Pada saat itu, banyak kuil yang didedikasikan untuk berbagai dewa di seluruh Yunani, di mana orang-orang dianggap dapat menerima jawaban atas pertanyaan mereka.

Kuil Apollo di Pytho, atau Delphi, terletak di barat laut Athena, adalah yang paling terkenal di Yunani.

Tempat dengan jurang yang dalam dari gunung yang curam itu, secara luas dikaitkan dengan dewa Apollo yang menembak seekor naga raksasa dengan panahnya.

Orang-orang dari jauh datang untuk berkonsultasi dengannya, memberikan hadiah terkaya kepada para imam. Dia memutuskan untuk meminta nasihat Oracle di Delphi.

Mungkinkah Oracle bisa memberinya jawaban, untuk bisa memiliki anak laki-laki?

Kuil itu penuh dengan cangkir dan mangkuk perak dan emas, dan kamar-kamarnya dipenuhi dengan harta yang lebih indah daripada yang bisa ditemukan di rumah harta terkaya para raja.

Aegeus kemudian pergi ke Delphi untuk mengajukan pertanyaannya yang paling penting, tetapi dia tidak memberi tahu orang-orangnya tentang perjalanan rahasianya itu.

Dia memutuskan untuk pergi pada malam hari dan tanpa seorang pelayan, meninggalkan kerajaannya untuk diperintah oleh saudaranya, Pallas.

Dia mencapai Delphi dengan keretanya dan hanya membawa persembahan kecil, secangkir kecil prak, kepada para imam kuil.

Mereka bahkan tidak tahu siapa Aegeus, karena dia tidak mengenakan pakaian kerajaannya.

Dia mencapai area suci Delphi dengan penyamaran yang sempurna, lalu memberi tahu para pendeta bahwa dia adalha pengikut Peleus, Raja Phthia.

Sebagai jawaban atas pertanyaannya, gadis Delphi bernyanyi dalam syair dua baris misterius:

"Mulut kantong kulit anggur yang menonjol, hai orang-orang terbaik, tidak akan lepas sampai kamu mencapai ketinggian Athena." Itu adalah jawaban dari pertanyaan Aegeus.

Dia cukup bingung dan kecewa karena dia tidak memahaminya.

Dalam perjalanan pulang ke Athena, raja memutuskan untuk bertanya kepada Pittheus, penguasa Troezen yang bijaksana, apakah dia mau membantunya menguraikan jawaban yang membingungkan dari Oracle.

Pittheus tidak mengetahui identitas sebenarnya dari Aegeus, karena raja Athena menyembunyikan identitas aslinya.

Namun, dia memahami pesan yang diberikan kepada Aegeus di Delphi. Dia memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan yang tidak biasa ini.

Dia melihat seorang pemuda tampan yang terlahir dari bangsawan, yang telah bertemu dengan putri cantik Pittheus, Aethra, dan keduanya saling jatuh cinta dan ingin menikah.

Menurut tradisi, mempelai laki-laki harus membayar harga (dalam bentuk ternak) kepada ayah pengantin perempuan, tetapi Aegeus tidak memiliki ternak untuk diberikan.

Jika sang kekasih melakukan beberapa tindakan yang berani dan membantu, itu juga merupakan kebiasaan untuk menghadiahinya dengan tangan wanitanya, dan Aegeus memiliki kesempatannya.

Pada saat itu, armada bajak laut menyerang kota Troezene, dan Aegeus berhasil memimpin orang-orang Pittheus melawan bajak laut dan mengalahkan mereka.

Beberapa kapal mereka, penuh dengan emas dan harta karun lainnya, juga ditangkap, dan Aegeus membayar mahar dan menikahi Aethra.

Aegeus khawatir pada kerajaannya, karena dia mendengar saudaranya Pallas memerintah dengan tidak benar, sedang dia sendiri juga mulai bosan dengan Aethra.

Dalam beberapa versi, Aethra bersama Aegeus, berhubungan seks dengan Poseidon di pulau Spharia, melansir Ancient pages.

Ketika dia hamil, Aegeus memutuskan untuk kembali ke Athena. Sudah waktunya untuk meninggalkan Aethra.

Aegeus hanya mengatakan bahwa dia akan melakukan perjalanan berbahaya, untuk alasan pribadi, dan mungkin tidak akan pernah kembali hidup-hidup.

Sebelum pergi, dia mengubur sandal, perisai, dan pedangnya di bawah batu besar dan memberi tahu Aethra bahwa ketika putra mereka tumbuh dewasa, dia harus memindahkan batu itu dan membawa senjata kepada ayahnya, yang akan mengakuinya.

"Waktunya akan tiba," kata Aegeus, "ketika kau dan aku harus berpisah, dan hanya para dewa yang tahu kapan kita akan bertemu lagi!

Mungkin saja kau akan melahirkan seorang anak, dan, jika dia laki-laki ketika dia datang ke kekuatannya, maka engkau harus membawanya ke batu besar ini dan tidak membiarkan pria atau wanita berada di sana kecuali kalian berdua saja.

Lalu kamu harus memintanya untuk menggulingkan batu itu, dan, jika dia tidak memiliki kekuatan untuk mengangkatnya, maka harus begitu.

Tapi jika dia bisa menggulingkannya, biarkan dia mengambil hal-hal seperti yang dia temukan di sana, dan biarkan dia mempertimbangkannya dengan baik, dan melakukan apa yang para dewa masukkan ke dalam hatinya."

Pada fajar malam ketiga setelah hari ini, Aegeus menghilang, dan dia tidak pernah terlihat lagi di Troezene.

Sembilan bulan kemudian, Aethra melahirkan seorang anak yang ganteng, seorang putra, Theseus.

Kita tidak akan pernah tahu apakah ayah anak itu adalah Aegeus atau dewa Poseidon.

Ketika Theseus tumbuh dewasa, dia menemukan barang-barang ayahnya ditinggalkan untuknya dan pergi ke Athena untuk mengklaim hak kesulungannya.

Aegeus mengenalinya sebagai putranya melalui pedang, perisai, dan sandalnya.

Baca Juga: Berusia 2.000 Tahun, Tablet Batu Seperti ‘Buku Tahunan’ Ini Kemungkinan Digunakan untuk Rayakan Sekelompok Lulusan Yunani Kuno, Bentuk dari Rasa Menghargai Persahabatan dan Komunitas

Baca Juga: Pimpin Serangan Terhadap Athena dan Menang, Tetapi Mengapa Banyak Orang Athena Benci Artemisia? Kebenciannya Bahkan Senilai Milyaran Rupiah, Apa yang Sudah Dilakukan Ratu Ini?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait