Penulis
Intisari-Online.com - Selama perang Rusia dan Ukraina, NATO menjadi salah pihak yang terang-terangan menolaknya.
Bahkan terkait perang Rusia dan Ukraina, NATO langsung mengirim banyak pasukannya di sekitar perbatasan Ukraina.
Tujuannya agar pasukan Rusia waspada.
Namun penempatan aliansi militer itu telah menjadi penyebab banyak kontroversi mengenai invasi Rusia ke Ukraina.
Misalnya dariPaus Fransiskus.
Di mana dia mengatakankonflik itu mungkin entah bagaimana diprovokasi.
Yang lain berspekulasi bahwa Vladimir Putin mungkin didorong oleh dugaan kesehatannya yang menurun.
Psikolog kognitif Steven Pinker telah mengajukan apa yang disebutnya sebagai "ide berani" untuk mengakhiri konflik yang sedang berlangsung.
Dia menulis dalam sebuah posting di Twitter: “NATO menawarkan untuk menarik nuklir dari Eropa," seperti dilansir dariexpress.co.uk pada Rabu (27/7/2022).
Di mana menurutnya cara ini tidak berguna secara militer, tidak efektif, sangat berbahaya.
Tapi mungkin ini bisa menjadi imbalan untuk mengakhiri invasi.
Sebab dengan begitu,Putin bisa mendapat 'kemenangan'.
Direktur Proyek Informasi Nuklir Hans Kristensen setuju bahwa ini akan “sangat berani”.
“Saya setuju nuklir AS di Eropa adalah 'pencegah yang tidak berguna secara militer, tidak efektif'."
"Tetapi NATO tidak mencoba untuk mencegah apa pun dengan mereka di Ukraina dan invasi Putin membuat NATO berlipat ganda untuk mempertahankannya."
"Dan nuklir tidak cukup penting bagi Putin untuk menyetujui itu.”
Berbagai komentar itu muncul setelahpejabat Ukraina dan Barat menyoroti bahwa pasukan Volodymyr Zelensky kalah senjata 20 banding satu dengan Rusia.
Sementara dalam artileri dan 40 banding satu dalam amunisi.
Negara-negara di Barat yang saat ini mendukung Ukraina juga kehabisan stok mereka sendiri.
Inggris baru-baru ini harus membeli howitzer dari sumber ketiga untuk dikirim ke Ukraina karena kekurangannya sendiri.