Anak Perempuan Permaisuri Wu Zetian ini Digambarkan Tinggi, Montok, dan Wajahnya Chubby, Inilah Putri Taiping dari Dinasti Tang, Berani Gulingkan Takhta Ibunya untuk Dikembalikan ke Saudara Lelakinya

K. Tatik Wardayati

Penulis

Putri Taiping, anak perempuan Permaisuri Wu Zetian yang turunkan takhta ibunya.

Intisari-Online.comPutri Taiping adalah putri Dinasti Tang yang paling kuat dan berpengaruh.

Dia meninggalkan jejak luar biasa dalam sejarah China yang tidak mungkin diabaikan.

Tidak ada putri dalam sejarah China yang pernah memegang pengaruh politik atau mengubah jalannya sejarah seperti Putri Taiping.

Putri Taiping adalah pemain kunci penting dalam peristiwa Dinasti Tang.

Dia membantu melengserkan ibunya, Permaisuri Wu Zetian, dan mengembalikan kedua saudara laki-lakinya, Kaisar Zhongzong dan Kaisar Ruizong, ke atas takhta.

Tetapi warisan terbesarnya adalah keberaniannya mencoba menjadi kaisar wanita China, namun dia akhirnya kalah.

Putri Taiping lahir beberapa waktu setelah tahun 662 M, sayangnya tanggal tahun kelahirannya dan nama pribadinya tidak diketahui.

Nama keluarganya adalah Li karena itu adalah nama keluarga dari keluarga kekaisaran.

Dia merupakan putri bungsu dari tiga putri Kaisar Gaozong dan Permaisuri Wu Zetian.

Pada usia enam tahun, nenek dari pihak ibunya, Lady Rong, meninggal, sang putri dikirim ke kuil Tao untuk berdoa bagi neneknya.

Ketika dia berusia tiga belas tahun, Raja Tibet meminta tangan sang putri untuk dinikahkan.

Permaisuri Wu sangat dekat dengan putri bungsunya itu dan tidak ingin mengirimnya ke negeri asing, maka Permaisuri Wu dan Kaisar Gaozong membangun kuil Tao yang mereka beri nama Taiping dan mengangkat sang putri sebagai kepala kuil.

Inilah bagaimana dia dikenal sebagai Putri Taiping, dia menjadi biksuni karena orangtuanya memiliki rencana pernikahan untuknya agar dekat dengan rumah.

Putri Taiping tidak serius menjadi pemimpin Kuil Taiping dan tidak melakukan tugas yang diwajibkan padanya di dalam kuil.

Putri Taiping dikenal tinggi, montok, dan wajahnya chubby (ini dipandang sebagai ‘kekayaan dan kehormatan di China kuno’).

Dia juga dikatakan ‘cerah, berani, dan tegas’.

Dia merupakan favorit Permaisuri Wu karena percaya bahwa Putri Taiping mengikutinya dalam kepribadian dan penampilan.

Permaisuri Wu sering mendiskusikan politik dengan Putri Taiping, dan Putri Taiping pun menjadi mahir dalam politik.

Pada tahun 681 M, Putri Taiping menikahi sepupu pertamanya, Xue Shao (putra bibi dari pihak ayah, Putri Chengyang).

Putri Taiping mencintai suaminya dan pernikahan mereka sangat bahagia, hingga melahirkan dua putra dan dua putri, melansir History of Royal Women.

Pada tahun 688 M, suami Putri Taiping, Xue Shao, dijatuhi hukuman mati karena terjadi kelaparan akibat pemberontakan melawan Permaisuri Wu.

Permaisuri Wu kemudian berencana untuk menikahkan Putri Taiping dengan keponakannya, Wu Chengsi.

Namun, ketika Wu Chengsi terkena penyakit, Permaisuri Wu menganggapnya sebagai kandidat yang tidak cocok.

Permaisuri Wu kemudian memilih Wu Youji, cucu saudara laki-lakinya, untuk menjadi suami berikutnya bagi Putri Taiping.

Namun, ada kendala dalam pertunangan karena Wu Youji sudah menikah.

Permaisuri Wu kemudian menyewa seorang pembunuh untuk membunuh istri Wu Youji.

Wu Youji yang menjadi duda, kemudian menikah dengan Putri Taiping, yang memberinya dua putra dan satu putri.

Di akhir masa pemerintahan Permaisuri Wu, Putri Taiping sering mendapati dirinya kehilangna pengaruh dengan ibunya.

Permaisuri Wu lebih menyukai favorit prianya, Zhang bersaudara, daripada Putri Taiping, namun Putri Taiping tidak menyukai Zhang bersaudara.

Dia terkejut dengan gaya hidup mewah Zhang bersaudara dan percaya bahwa istana ibunya harus mempromosikan moralitas.

Maka pada tahun 705 M, dia bergabung dengan kudeta yang membunuh dua bersaudara Zhang, menggulingkan ibunya dari takhta, dan mengembalikan kepada takhta saudara laki-lakinya, Kaisar Zhongzong.

Kaisar Zhongzhong mengakui peran yang dimainkan adik perempuannya dalam memulihkan takhtanya (Kaisar Zhongzong adalah kaisar sebelumnya, pada tahun 684, tetapi ibunya menggulingkannya demi adiknya, Li Dan).

Sang Kaisar kemudian memberi gelar kehormatan Putri Zhenguo Taiping (yang berarti ‘Putri Taiping Menstabilkan Bangsa).

Kaisar juga memberi hadiah keada Putri Taiping dengan lebih banyak wilayah untuk dikendalikan.

Putri Taiping juga memiliki kantor dan stafnya sendiri, dia sangat dihargai oleh takhta, namun Putri Taping segera menyadari bahwa dia memiliki saingai baru, yaitu Permaisuri Wei.

Permaisuri Wu sering mendiskusikan politik dengan Putri Taiping dan telah membentuknya menjadi politisi yang cakap, namun memiliki penampilan dan temperamen seperti Permaisuri Wu.

Putri Taiping tidak bisa mengendalikan satu peristiwa dalam hidupnya, suami yang sangat dicintainya meninggal karena kelaparan di tangan ibunya, lalu Permaisuri Wu memaksanya untuk menikah dengan yang lain.

Kematian suami pertamanya dan pernikahannya yang dipaksakan tampaknya berdampak besar pada dirinya.

Hal itu telah membuatnya ambisius dan haus kekausaan, tak heran dia beralih ke politik, yang menurutnya lebih bisa dikendalikan.

Baca Juga: Jadi Penguasa Tersingkat Sepanjang Sejarah China Kuno, Inilah Permaisuri Yuan, Raja Wanita Pertama yang Pernah Berkuasa di Kekaisaran China Selain Permaisuri Wu Zetian

Baca Juga: Terkenal Cantik Namun Kejam, Demi Jadi Satu-satunya Penguasa Wanita di China, Permaisuri Wu Zetian Bunuh Anaknya Sendiri, Gulingkan Putranya, Hingga Selingkuhi Putra Kaisar

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait