Find Us On Social Media :

Kalah Saing dengan Rudal-rudal Canggih China dan Rusia, AS Bakal Rakit Satelit Pengintai Rudal untuk Lacak Senjata Hipersonik

By Tatik Ariyani, Sabtu, 23 Juli 2022 | 15:24 WIB

Penggambaran dari satelit lapisan pelacakan L3Harris

Intisari-Online.com - Musuh Amerika Serikat (AS), Rusia dan China menggunakan senjata hipersonik canggih.

China melakukan tes di mana senjatanya menyebar ke seluruh dunia.

Rusia pun telah menggunakan senjata hipersonik melawan Ukraina dalam konflik yang sedang berlangsung.

Sementara itu, AS tidak memiliki rudal hipersonik operasional atau pertahanan yang berfungsi untuk melawannya saat para pesaingnya menggunakan senjata hipersonik canggih.

Setelah mendaftarkan keberhasilan dalam pengujian senjata hipersonik, China sekarang mengejar sistem berbasis ruang angkasa untuk memerangi ancaman dari rudal musuh yang sulit dilacak.

Oleh karena itu, kebutuhan untuk mencegat, melacak, memantau, dan membunuh rudal-rudal ini sangat mendesak.

Untuk itu, dua kontrak baru untuk konstelasi satelit pengawasan rudal diumumkan oleh Badan Pengembangan Luar Angkasa AS (SDA).

Satelit akan melacak dan memantau rudal hipersonik 'China dan Rusia'.

Melansir The EurAsian Times, Sabtu (23/7/2022), kontrak diberikan kepada L3Harris dan Northrop Grumman pada 18 Juli dengan total biaya $1,3 miliar.

Sistem satelit canggih, kemampuan yang tidak dimiliki China maupun Rusia, akan diluncurkan ke luar angkasa pada tahun 2025.

Menurut siaran pers dari SDA, masing-masing perusahaan akan membangun 14 satelit sebagai bagian dari kontrak Other Transaction Authorities (OTA).

Perkembangan ini terjadi bahkan ketika Badan Pertahanan Rudal AS (MDA) bekerja dengan rajin pada Glide Phase Interceptor (GPI) untuk mencegat rudal hipersonik dan menembak jatuh di tengah fase penerbangan yang paling rentan.