Find Us On Social Media :

Pantas Ucapan Gus Dur Ini Bikin Rakyat Timor Leste Terenyuh Meski Detik-Detik Kemerdekaannya Diwarnai Tragedi Berdarah, 'Tumbalkan' 2.000 Nyawa Rakyat Timor Leste di Tangan Milisi Pro-Indonesia

By Afif Khoirul M, Jumat, 22 Juli 2022 | 06:55 WIB

Gus Dur

Intisari-online.com  - Sekitar 23 tahun lalu, sebuah kontingen pengamat internasional yang dipimpin oleh Australia mendarat di Timor Timur.

Tujuannya untuk mengawasi referendum yang didukung PBB untuk mengakhiri lebih dari dua dekade pendudukan Indonesia dan menentukan nasib bekas jajahan Portugis itu.

Tetapi hasil langsungnya sangat menghancurkan Indonesia.

Rakyat Timor Timur memberikan suara sangat mendukung kemerdekaan, membuat marah para loyalis Indonesia yang mengamuk segera setelah pemungutan suara 30 Agustus.

Sekitar setengah juta orang mengungsi, setengah melarikan diri dari negara itu, antara 1.400 dan 2.000 orang tewas.

Kemudian 70 bangunan hancur saat Misi PBB di Timor Timur (UNAMET), 1300 staf lokal, jurnalis dan pekerja LSM dievakuasi ke Darwin.

Klan dan suku bersatu dibawah pemimpin perlawanan karismatik Xanana Gusmao dan perang gerilya tingkat rendah berlangsung sampai Suharto digulingkan dari kekuasaan.

Di tengah krisis keuangan dan pemerintahan baru yang disebut pemungutan suara cepat untuk penentuan nasib sendiri untuk 30 Agustus 1999.

Baca Juga: Dulu Mati-Matian Lepas dari Indonesia, Presiden Timor Leste Malah Singgung Ingin Gabung ASEAN Tahun Depan di Bawah Kepresidenan Indonesia, Apa Maksudnya ?

Lebih dari 78 persen memilih kemerdekaan, jauh lebih besar daripada yang berani dibayangkan oleh para loyalis pro-Jakarta dan itu membuat marah pemimpin milisi Eurico Guterres yang menyerukan pembantaian siapa pun yang mendukung Gusmao dan separatisnya.

Pria, wanita dan anak-anak ditembak, dibantai dengan pedang, diperkosa dan disiksa. Lebih dari seratus wartawan juga dievakuasi.

Di antara mereka adalah koresponden Fairfax, Lindsay Murdoch.