Penulis
Intisari-online.com - Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta mengatakan pada hari Selasa (19/7) dalam kunjungan ke Indonesia.
Bahwa ia berharap untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara negara-negara dan menutup tawaran selama puluhan tahun oleh bangsanya.
Untuk bergabung dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun depan.
Ramos-Horta bertemu dengan mitranya Joko Widodo pada kunjungan kenegaraan pertamanya ke negara tetangga Indonesia sejak ia terpilih pada bulan April untuk kedua kalinya sebagai presiden.
Dia sebelumnya menjabat sebagai presiden Timor Leste, yang juga dikenal sebagai Timor Leste, antara 2007 dan 2012.
"Timor Leste sebagai bagian dari Asia Tenggara telah memenuhi banyak persyaratan yang diperlukan untuk ekonomi dan demokrasi yang berfungsi sehingga,akan menjadi anggota ASEAN yang produktif," katanya, seraya berharap negara mudanya dapat bergabung dengan kelompok itu ketika Indonesia mengambil menjadi presiden tahun depan.
Timor Leste yang mengajukan keanggotaan ASEAN pada 2011 saat ini berstatus pengamat.
Berbicara di istana kepresidenan di Bogor, selatan Jakarta, presiden Indonesia mengatakan negaranya telah menginvestasikan 818 juta dollar AS di Timor Timur, terutama dalam bisnis energi, perbankan dan komunikasi.
"Kami sepakat untuk meningkatkan perdagangan kedua negara," kata Jokowi yang akrab disapa Jokowi.
Data resmi Indonesia menunjukkan perdagangan antar negara bernilai sekitar 250 juta dollar AS tahun lalu.
Timor Leste sangat bergantung pada pendapatan dari minyak dan gas.
Negara setengah pulau berpenduduk 1,3 juta orang itu bergulat dengan diversifikasi ekonominya dan mengurangi tingkat kemiskinan yang tinggi.
Dengan kata lain, di bawah kepresidenan Indonesia, Timor Leste akan meningkatkan perdagangan mereka hingga memenuhi syarat menjadi anggota ASEAN.
Indonesia menginvasi bekas jajahan Portugis pada tahun 1975 dan Timor Timur baru memperoleh kemerdekaan penuh pada tahun 2002.
Setelah perjuangan panjang dan berdarah untuk mengakhiri pendudukan yang seringkali brutal.
Ramos-Horta, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian atas upaya damainya untuk mengakhiri konflik.
Ia mengatakan bahwa dia menyambut baik hubungan perdagangan yang lebih dalam dengan Jakarta.
Serta komitmen dengan Indonesia untuk Timor Leste bergabung dengan kelompok regional ASEAN yang beranggotakan 10 orang.