Find Us On Social Media :

Dibanggakan Banyak Pihak, Revolusi di Sri Lanka Malah Justru Menambah Kesengsaraan Negara Itu, Presiden Mungkin Digulingkan, Tapi Penggantinya Jauh Lebih Mengerikan

By May N, Kamis, 21 Juli 2022 | 13:30 WIB

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri

Intisari - Online.com - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa secara resmi mengundurkan diri pada 15 Juli 2022, setelah sebelumnya melarikan diri di tengah protes besar-besaran di negara itu.

Namun, penggantinya, mantan Perdana Menteri dan kini Presiden Ranil Wickremesinghe, kemungkinan juga akan menghadapi seruan mundur di tengah ketegangan politik dan ekonomi.

Meskipun drama meningkat dalam hitungan hari – di mana istana kepresidenan dan kediaman perdana menteri ditempati oleh para demonstran – krisis ini berlangsung bertahun-tahun, kata Neil DeVotta, profesor politik dan urusan internasional di Universitas Wake Forest.

Dilansir dari Asia Times, pakar politik Asia Selatan, Neil DeVotta membeberkan bagaimana kondisi Sri Lanka ke depan dan pengaruhnya pada negara di sekitarnya.

DeVotta menjelaskan, Gotabaya Rajapaksa sebelumnya sudah mengumumkan niatnya untuk mundur tapi tidak segera melakukannya karena sekalinya dia melakukannya, Rajapaksa akan kehilangan imunitas presidensial dari tuntutan pengunjuk rasa.

Alih-alih, dia melarikan diri, pertama ke Maladewa dan kemudian ke Singapura.

DeVotta menyebut beberapa pihak mengklaim dia ingin pergi ke Arab Saudi, sebuah cara yang dianggap banyak pihak ironis.

Hal ini mengingat Rajapaksa mendukung Islamofobia untuk menguatkan kekuasaannya selama menjabat Presiden.

Pendorong semua ini adalah gerakan protes.

Demonstran telah meninggalkan kediaman resmi presiden dan perdana menteri, tapi gerakan protes hanya bisa berhasil secara separuh saja.

Rakyat ingin Rajapaksa dan saudaranya mundur, tapi banyak juga yang ingin menggulingkan Perdana Menteri Wickremesinghe.

Alih-alih, Wickremesinghe, yang tidak terpilih untuk Parlemen dan mendapat kursi hanya lewat daftar nasional yang mengisi legislasi, kini malah menjadi presiden.